Wagub Banten: 1.310 Rumah Rusak Berat Akibat Banjir di Lebak
- VIVAnews/Yandi Deslatama
VIVA – Pemerintah Provinsi Banten mencatat, ada ribuan rumah rusak berat akibat banjir dan longsor di Kabupaten Lebak. Selain itu, ada korban meninggal dunia dan luka-luka.Â
"9 orang meninggal dunia, 30 jembatan rusak, 19 unit sekolah rusak tingkat Paud, SD, dan SMP, 1.226 rumah terendam," kata Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy di kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Selasa, 7 Januari 2020.Â
Andika mengakui, banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak, Banten itu yang paling parah terkena dampaknya ada enam kecamatan. Lebih dari 500 unit rumah rusak ringan.
"520 rumah rusak ringan dan yang rusak berat, yang sampai hilang ini 1.310 rumah rusak berat. 6 kecamatan, 2914 kartu keluarga, 30 desa/kelurahan, 11.400 jiwa," katanya menambahkan.Â
Menurutnya, salah satu penyebab terjadi banjir dan longsor di Kabupaten Lebak akibat cuaca ekstrim beberapa hari terakhir. Longsor ini misalnya karena adanya galian ilegal untuk penambangan liar.
"Ada galian tambang bekas Antam yang memang digunakan oleh masyarakat seperti tambang liar. Jadi ada beberapa yang mereka gunakan, yang tidak terpakai dia gali lagi," ujarnnya menjelaskan.
Kemudian, kata dia, di Gunung Halimun terdapat retakan akibat musim kemarau. Karena itu, begitu hujan datang, air pun masuk ke dalam rongga tanah yang mengakibatkan banjir.Â
Untuk itu, ia akan berkoordinasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya terkait Gunung Halimun. Koordinasi ini menjadi prioritas untuk menjaga stabilitas dataran gunung tersebut.Â
"Saya tadi mengusulkan untuk segera dibangun pohon pinus, bisa 50 tahun," katanya.