Material Longsor di Banjarnegara Belum Dapat Dievakuasi
- VIVAnews/Dwi Royanto
VIVA – Materi tanah longsor memutus jalan penghubung antara Kecamatan Pandanarum dan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah sejak Minggu 5 Januari 2020, belum teratasi. Arus lalu lintas untuk kendaraan bermotor dan roda empat belum dapat dilalui.
Menurut Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara, Arief Rachman, sementara jalur lalu lintas yang akan menuju Kalibening maupun Pandanarum dialihkan melalui jalan Giprit.
"Tebal tanah yang menutupi jalan sekitar 60 sentimeter, dan kondisi tanahnya lembek," ujarnya saat di konfirmasi VIVAnews, Selasa, 7 Januari 2020.
Kendala tim dalam membersihkan material longsor yakni hujan dengan intensitas tinggi. Bahkan alat berat loader yang dikerahkan ke lokasi terperosok karena rodanya menginjak material longsor yang lembek. Sementara, petugas membersihkan material menggunakan alat manual, seperti sekop dan cangkul.
“Alat beratnya terperosok belum bisa dievakuasi. Kita sudah gunakan katrol untuk menarik, tapi belum bisa dievakuasi. Hari ini kita akan kerahkan buldoser untuk menarik loader yang terperosok,” ujarnya.
Untuk diketahui, longsoran yang menutup akses utama jalan tersebut setinggi 20 sampai 25 meter di atas tebing. Material tanah tersebut longsor akibat curah hujan tinggi di wilayah kabupaten Banjarnegara pada Minggu lalu.
BPBD Banjarnegara saat ini telah melakukan pemetaan daerah rawan longsor. Dari total 266 desa di 12 kelurahan, 199 di antaranya rawan terjadi longsor.
"Sejak awal musim hujan ini telah terjadi 12 kali longsor dengan korban jiwa satu orang, dan bulan awal ini sudah ada 6 kali longsor," tutur Arief.