Musim Hujan Tiba, Wisatawan Kampung Warna-warni Wajib Waspada Banjir
- VIVAnews/ Lucky Aditya.
VIVA - Kampung Warna-warni, Jodipan, Kota Malang, menjadi destinasi wisata favorit selama musim libur akhir tahun ini. Wisata kampung tematik ini menjadi primadona karena biaya masuk yang cukup murah. Serta memiliki banyak spot foto instagramabel.
Di balik keindahannya, ada bahaya yang menghantui wisatawan. Yakni, ancaman banjir yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Sebab, tempat wisata ini berada di sepadan Sungai Brantas. Debit air pada musim hujan bisa naik kapanpun tanpa bisa diprediksi.
"Waspada terhadap kenaikan debit setiap hujan datang. Baik hujan di hulu atau di daerah yang bersangkutan. Karena banjir bandang sewaktu-waktu bisa datang secara mendadak. Jangan selfie, jangan menyebrang karena lokasinya ada di sepadan sungai," kata Analisis BPBD Kota Malang, Mahfuzi, Kamis 26 Desember 2019.
Pada Rabu, 25 Desember 2019 kemarin, wilayah Kota Malang tidak mengalami hujan dengan intensitas tinggi, hujan terjadi pada daerah hulu di Kota Batu. Namun, Kampung Warna-warni di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) mengalami debit air yang tinggi.
"Kemarin terjadi hujan di Kota Batu, dan Sungai Brantas di Stasiun Gadang (sebelah hilir dari Kampung Warna-Warni) tercatat debit tertinggi 109 m3/detik. Debit ini masih belum terbilang besar karena debit historis tertinggi pernah tercatat mencapai 300 an m3/detik, pada Februari 2004 silam," ujar Direktur Utama Perum Jasa Tirta 1 Raymond Valiant Ruritan.
Raymond mengatakan bahwa Perum Jasa Tirta 1 sebagai operator wilayah sungai strategis nasional telah mengirim surat kepada Pemerintah Kota Malang. Dalam surat itu, Perum Jasa Tirta 1 meminta Pemkot Malang untuk membentuk zonasi bagi pengunjung dan warga setempat.
"Kami sebagai operator dari Pemerintah RI di wilayah sungai strategis nasional, sudah pernah menyurati Pemerintah Kota Malang agar berhati-hati dalam pengembangan kawasan tersebut. Surat tersebut disampaikan dengan saran agar melakukan zonasi atay pembatasan area di sekitar Kampung Warna-Warni, agar tidak membahayakan pengunjung dan penduduk setempat," tutur Raymond.
Raymond mengungkapkan penampang sungai di Kampung Warna-Warni diduga mengalami perubahan, yang berpotensi meningkatkan daya rusak dari debit banjir. Perlu segera dilakukan pengukuran untuk memastikan. Pada 2017 pernah diukur dan sejumlah bangunan diketahui masuk area sempadan.
"Kita kirim ketika wali kota masih dijabat Moch Anton. Dalam surat itu juga ada saran lain adalah pemasangan early warning system dan peil schaal sebagai indikator potensi tinggi banjir di sungai. Sehingga ketika banjir mengancam, pengunjung maupun wisatawan bisa dievakuasi terlebih dahulu demi keselamatan," kata Raymond.