Rekam Jejak Irjen Nana, Kawal Ibu Kota Sejak Era Reformasi
- VIVAnews/Satria Zulfikar
VIVA – Penunjukan Inspektur Jenderal Polisi Nana Sudjana selaku Kapolda Metro Jaya oleh Kapolri Jenderal Polisi Idham Aziz sempat mendapatkan reaksi negatif dari sebagian pihak. Penunjukkan Nana memunculkan tudingan Presiden Joko Widodo tengah membangun 'Geng Solo'.
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni tidak sependapat dengan tudingan ini. Sebab, Nana dinilai sebagai sosok yang tepat untuk menduduki posisi strategis selaku pimpinan di satuan kepolisian Ibu Kota, dengan berbagai pengalaman di Polda Metro pada saat era reformasi.
"Irjen Nana ini sangat berperan penting dalam mengawal Ibu Kota sejak zaman reformasi, pascareformasi, hingga kabinet kerja. Wajar jika namanya kurang populer karena memang dia lebih banyak bekerja di balik layar," kata Sahroni kepada wartawan, Kamis, 26 Desember 2019.
Sahroni meyakini, pengalaman Nana yang beragam di Polda Metro Jaya membuat sosoknya mampu menangani berbagai tantangan keamanan di Ibu Kota. Hal ini tidak lepas dari jabatan Irjen Nana sebelumnya, yakni sebagai Kepala Satuan Intel dan Keamanan (Kasatintelkam) pada era reformasi dan Direktur Intelkam pada era pascareformasi. Keduanya dijabat Nana kala bertugas di Polda Metro Jaya.
"Selain itu, Irjen Nana juga pernah menjabat sebagai Direktur Politik dan Keamanan pada Badan Intelijen dan Keamanan Kepolisian (BIK), Jadi memang beliau ini sudah sangat matang di lapangan. Beliau juga dikenal bertangan dingin mampu berkomunikasi dengan segenap elemen secara luwes," ujarnya.
Karena itu, politikus Partai Nasdem ini juga optimistis bahwa Nana akan mampu menjalankan amanah barunya sebagai Kapolda Metro Jaya secara maksimal. Berbekal pengalaman yang dimiliki, Nana dinilai akan dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
"Dengan gaya kepemimpinan dan pengalamannya dalam mendinginkan situasi ini, maka Irjen Nana merupakan sosok yang sangat tepat dalam menjaga stabilitas keamanan Ibu Kota sebagai etalase RI guna mengawal stabilitas ekonomi dan iklim investasi," ujar Sahroni.