Kisah Pilu Dwi, Menikah di Depan Jasad Sang Ayah

Dwi Fitri Rahmani menikah di depan jasad sang ayah.
Sumber :
  • VIVAnews/ Sadam Maulana.

VIVAnews - Dwi Fitri Rahmani tak kuasa menahan air mata ketika menjalani prosesi akad nikah di rumahnya di Dusun 1 Perajen RT 1, Mariana, Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Rabu, 25 Desember 2019. Warga yang turut hadir menyaksikan pernikahan ini pun ikut menangis, larut terbawa suasana kesedihan.

Kemenhub Tuntut Hal Ini ke PO Bus Usai Banyaknya Kecelakaan Tragis

Betapa tidak, prosesi pernikahan ini digelar di depan jenazah ayahnya, Warsono (62). Tak hanya itu, pernikahan ini juga digelar sebelum jasad keponakannya Muhammad Akbar (13) dimakamkan.

Warsono merupakan salah satu dari 35 korban meninggal dunia kecelakaan maut Bus Sriwijaya rute Bengkulu-Palembang, yang terjun ke jurang Liku Lematang Pagaralam, Sumatera Selatan, Selasa dini hari, 24 Desember 2019. Demikian juga dengan Akbar yang turut menjadi korban.

Polisi Amankan Sopir Bus Kecelakaan Maut di Tol Cipularang KM 80

Prosesi pernikahan Dwi Fitri dengan pria pujaannya, Rahmad Kasmantri, yang semula berlangsung akhir pekan ini, Minggu, 29 Desember 2019, digelar lebih cepat atau sebelum jasad ayah dan keponakannya dimakamkan.

Warsono sendiri pergi ke Bengkulu untuk menjemput keponakannya tersebut untuk menghadiri prosesi pernikahan Dwi Fitri dan Rahmad. "Akad nikah sebenarnya digelar Minggu ini, tapi dipercepat sebelum pemakaman," kata Farida Ariani, ibu Akbar.

Kecelakaan Bus di Tol Cipularang KM 80: Rombongan Ziarah Asal Tangerang Jadi Korban

Prosesi pernikahan itu turut dihadiri Wakil Bupati Banyuasin, Slamet Somosentono. Pada kesempatan ini, Slamet mengungkapkan bahwa dua pekan sebelum menjadi korban kecelakaan Bus Sriwijaya, Warsono sempat menemui orang nomor dua di Bumi Sedulang Setudung itu.

Dia menemui Slamet untuk mengantarkan undangan pernikahan putrinya. Tapi siapa yang menyangka, kehadiran Slamet justru bukan hanya menjadi saksi pernikahan, tetapi sekaligus menjadi orang yang mengantarkan jasad almarhum Warsono yang menjabat sebagai ketua Pengurus Anak Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Banyuasin ke tempat peristirahatan terakhirnya.

"Saya atas nama Pemerintah Daerah dan seluruh masyarakat Banyuasin mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya bapak Warsono. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah. Semoga diberikan tempat yang lebih mulia, khusnul khotimah. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," kata Slamet.

Usai acara pernikahan, Slamet bersama tamu undangan lainnya serta masyarakat sekitar di Desa Prajen, langsung memakamkan jasad almarhum Warsono dan cucunya, Akbar, yang turut menjadi korban.

Tak hanya keduanya, ternyata terdapat korban lain yang juga berasal dari Desa Prajen. Mereka adalah Ulul Azmi (15), Selvi Nurpel (16) dan Amelia (13).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya