Mau SDM Berkualitas, Pemerintah Harus Genjot Mutu Pendidikan Vokasi

Ilustrasi sekolah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

VIVA – Presiden Joko Widodo sering menyampaikan programnya tentang membangun kualitas sumber daya manusia atau SDM sebagai prioritas di periode kedua pemerintahannya.

Beragam Inovasi dan Kolaborasi, Ajang IDEA Expo 2024 Panen Apresiasi

Anggota Komisi X DPR, Andreas Pareira menilai, pentingnya mencetak SDM yang handal untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Andreas menyinggung persaingan menghadapi kompetisi global diperlukan keunggulan kualitas SDM, melalui mutu pendidikan vokasi. Sebab, SDM lokal mesti kompetitif dan produktif dalam dunia kerja.

Gubernur Lemhannas: Peningkatan Kualitas SDM Kunci Wujudkan Indonesia Emas 2045

"Ini akan mendorong Indonesia keluar dari middle income trap country menuju developed country. Kalau bicara produktivitas nasional, salah satu langkahnya pendidikan vokasional," kata Andreas, Rabu 25 Desember 2019.

Dia menyebut, dengan adanya keseriusan perbaikan pendidikan vokasil, maka bisa mencetak kualitas SDM yang siap kerja dengan keterampilan. Merujuk faktanya memang tak bisa dibantah, jika kualitas pendidikan vokasi di Tanah Air masih belum merata. Lalu, pendidikan vokasi juga dinilai belum menjawab dunia industri yang terus maju.

Rektor Baru UI Prof Heri Hermansyah Bakal Naturalisasi Tenaga Akademisi

Andreas juga menyoroti jumlah angkatan milenial penduduk Indonesia saat ini, yang cukup besar. Masyarakat milenial usia produktif di bawah 25 tahun, mesti dibekali dengan pendidikan vokasi.

"Di mana, generasi milenial usia kerja kita yang mencapai hampir 40 persen dari penduduk Indonesia," jelas Andreas. 

Dia khawatir, jika tak siap memunculkan SDM berkualitas, bisa berpotensi menambah angka pengangguran

"Mereka (generasi muda) ini harus disiapkan menjadi tenaga kerja produktif. Kalau tidak, akan terjadi pengangguran besar yang akan menyebabkan bencana untuk bangsa ini," tutur Andreas. 

Sementara itu, pakar kebijakan publik Univesitas Trisakti, Trubus Rahardian ikut angkat bicara soal program SDM lokal yang digenjit di era pemerintahan periode kedua Jokowi.

Dia menekankan SDM unggul diperlukan, karena menyesuaikan pemerintah yang aktif menyuarakan era revolusi industri 4.0. Namun, Trubus bilang, pemerintah perlu menerapkan praktik profesional dalam mencetak dan membangun SDM ini.

Kata dia, jangan hanya jargon, namun harus disertai dengan praktik yang konkret. Sebab, dalam membangun SDM juga diperlukan proses yang tidak instan.

"Jadi, praktik-praktik profesional itu, misalnya seseorang diberi pelatihan-pelatihan, penambahan skill, salah satu unsurnya dia meluncurkan tiga kartu itu, katu prakerja salah satunya," ujar Trubus. 

Membangun SDM unggul menjadi cita-cita Jokowi di periode kedua pemerintahan. Awal kali, eks Wali Kota Solo itu menyuarakan hal ini, saat pidato pelantikannya sebagai Presiden RI pada Minggu 20 Oktober 2019.

Jokowi menilai, potensi bangsa Indonesia bisa keluar dari status negara berpenghasilan menengah terbuka besar. Hal ini mengingat, Indonesia sedang berada di puncak bonus demografi, karena penduduk usia produktif jauh lebih tinggi.

“Ini menjadi masalah besar, jika kita tidak mampu menyediakan kesempatan kerja. Tapi akan menjadi kesempatan besar, jika kita mampu membangun SDM yang unggul,” kata Jokowi dalam pidatonya di komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu 20 Oktober 2019. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya