PBNU Minta Polisi Usut Pengusiran Haddad Alwi
- VIVA/Agus Rahmat
VIVAÂ - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Helmy Faishal Zaini angkat bicara mengenai peristiwa pengusiran Haddad Alwi ketika hendak bersholawat di Sukabumi, Jawa Barat.
Dia sangat prihatin dengan pola-pola vandalisme yang cenderung menutup ruang diskusi terhadap pemahaman agama yang berbeda. "Ajaran agama dijadikan alat untuk menyerang yang berbeda, bukan justru untuk mengasihi dan merahmati sesama," kata Helmy, Minggu, 22 Desember 2019.
Dengan kejadian itu, Helmy mengecam segala bentuk tuduhan yang tidak berdasar oleh suatu oknum kepada siapapun juga. Dia meminta sikap hati-hati dalam hubungan manusia dengan manusia khususnya dalam hal pemahaman agama.
Selain itu juga, prinsip konfirmasi dan verifikasi harus menjadi landasan utama. Tidak boleh seseorang menuduh orang lain dengan sebutan kafir, syiah, murtad dan lain sebagainya. Apalagi jika sebutan itu tidak memiliki dasar. "Meminta kepada aparat Kepolisian untuk mengusut tuntas persoalan ini," katanya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada segenap umat Islam untuk tetap tenang dan tidak terpancing. Kemudian terus jaga kondusifitas demi tercapaianya kehidupan berbangsa yang damai.
Sebelumnya, sebuah video aksi persekusi kembali beredar di media sosial Twitter. Kali ini, yang menjadi korban persekusi seorang pelantun Shalawat Nabi Muhammad SAW, yakni Haddad Alwi Assegaf atau yang dikenal dengan Haddad Alwi.
Video ini diunggah oleh akun Lady Zeebo #DestroyKhilafahHTI @Lady_Zeebo pada Rabu, 18 Desember 2019 dan sudah ditonton sekitar 78 ribu kali.
"Sukabumi 16 Desember 2019. Haddad Alwi yang diundang oleh panitia untuk ceramah & bersholawat dihentikan, bukan warga setempat. Haddad Alwi dengan santun menghentikan ceramahnya," tulis akun Lady yang dikutip pada Jumat, 20 Desember 2019. [mus]