Logo BBC

Pemberitaan Kemunculan Ular Kobra Dikritik Buat Warga 'Paranoid'

Petugas dinas pemadam kebakaran melakukan evakuasi seekor ular King Kobra (Ophiophagus Hannah) saat ditemukan di kawasan permukiman warga Jakasampurna, di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019).
Petugas dinas pemadam kebakaran melakukan evakuasi seekor ular King Kobra (Ophiophagus Hannah) saat ditemukan di kawasan permukiman warga Jakasampurna, di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019).
Sumber :
  • bbc

Peneliti reptil dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, Amir Hamidy, menuturkan bahwasanya kemunculan anak ular kobra di sekitar permukiman warga bukan tanpa alasan.

Menurutnya, adaptabilitas ular kobra terhadap lingkungan buatan manusia, termasuk persawahan, tegalan, hingga pekarangan, membuat mereka mampu - bahkan nyaman- hidup di sana.

Selain itu, tersedianya lingkungan yang mendukung bagi mereka untuk bertelur di kawasan permukiman, membuat kobra bersarang di sana. Yang dimaksud adalah tempat yang lembab dan gelap.

Gangguan ekosistem adalah faktor berikutnya. Dari pengamatan Amir, ketiadaan predator alami bagi kobra sendiri - elang atau garangan - menyebabkan populasi anakan kobra meningkat.

Invasi manusia di kawasan yang menjadi habitat kobra juga turut menjadi alasan munculnya kobra-kobra tersebut di sekitar penduduk. Konflik hewan-manusia itu tak dapat terhindarkan.

"Perkembangan perumahan di wilayah Jabodetabek itu berapa sih? Kan sangat masif sekali. Apalagi wilayah Jabodetabek ini adalah memang tipikal habitat atau micro climate (iklim mikro, red.) yang cukup bagus untuk si ular kobra ini, dan mereka sebenarnya sudah ada di situ sebelum itu mungkin dikonversi jadi perumahan," jelas Amir.

Akan tetapi, menurutnya, ular kobra sendiri - seperti hewan lainnya - tidak punya sifat alami untuk menyerang manusia.

"Semua hewan itu akan menyerang manusia kalau kondisinya memang terancam. Kobra lihat kita juga lari, kok. Tapi kalau terancam, iya, dia akan menyerang manusia."

Namun posisi terancam seekor kobra dapat dengan mudah dideteksi manusia, sehingga mudah bagi siapapun untuk menghindari risiko terpatuk kobra yang merasa terancam.

"Kobra itu dia display (menunjukkan, red.) kalau terancam, tudungnya dimekarkan, kemudian venom- nya (racun, red.) disemprotkan, itu adalah mekanisme defensif dia yang ditunjukkan, memang agar musuhnya itu mundur," papar Amir.