Boris Johnson Jadi PM Lagi, Inggris Keluar Uni Eropa Januari 2020
- dw
VIVA – Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson dipastikan akan melanjutkan jabatannya, setelah Partai Konservatif yang ia pimpin berhasil mendulang suara terbanyak dalam pemilihan umum pada Kamis, 12 Desember 2019, waktu setempat. Dengan demikian Inggris tetap akan fokus pada Brexit.
Berdasarkan perhitungan suara, hasil menunjukkan bahwa Konservatif mendapatkan 326 suara dari total 650 kursi di Majelis Rendah, yang berarti mereka tidak dapat dikalahkan. Exit poll kemarin mengindikasikan bahwa mereka bisa mendapat suara maksimal 368 kursi.
"Saya pikir ini akan berubah menjadi pemilihan bersejarah yang memberi kita pemerintahan baru ini. Sungguh sebuah kesempatan untuk menghormati kehendak demokratis rakyat Inggris," kata Johnson setelah memenangkan kursi di Uxbridge.
Johnson mengatakan Konservatif telah mendapatkan mandat baru yang kuat dari masyarakat untuk mengeluarkan Inggris dari blok Uni Eropa atau Brexit.
Partai Buruh yang menjadi pesaing hanya mampu memenangkan 203 kursi dan menjadi hasil terburuk dalam sejarah partai sejak tahun 1935 setelah menawarkan pemilih referendum kedua dan pemerintah sosialis paling radikal. Pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn mengatakan dia tidak akan lagi mencalonkan diri.
Dilansir dari Channel News Asia, kemenangan Konservatif besar-besaran semakin menandai kegagalan pamungkas para kelompok anti-Brexit yang berencana menggagalkan referendum 2016 tersebut melalui pertarungan legislatif di parlemen.
Dengan hasil akhir pemilu yang memenangkan Boris Johnson itu berarti dia akan segera meratifikasi kesepakatan Brexit yang dibuatnya dengan Uni Eropa (UE) sehingga Inggris dapat segera keluar pada 31 Januari 2020.