Ujian Nasional akan Dihapus, Begini Respons Para Guru
Guru sekaligus Wakil Kepala Sekolah SMPN 30 Jakarta Utara, Irwan Mainur misalnya mengaku sebagai pengajar dirinya telah terbiasa dengan kebijakan pendidikan yang sering sekali bergonta ganti.
Namun menurutnya pihak guru dan sekolah perlu lebih disiapkan agar bisa menerapkan konsep Pendidikan Belajar Merdeka yang dicanangkan Mendikbud Nadiem Makarim ini secara benar.
"Walau perubahan itu katanya meringankan dan memerdekakan guru dalam mengajar, namun pada prakteknya akan sangat merepotkan karena guru dituntut untuk berkreasi tapi di sisi lain ada banyak tugas administrasi yang harus dikerjakan dan gak ada habis-habis." Ungkapnya.
"Sekolah juga harus membuat penilaian sendiri, membuat soal itu bukan perkara mudah. Itu gak boleh sembarangan, gak boleh sekedar bikin soal, tapi harus ada sisi psikologi, guru harus kreatif mencari cara yang bisa menggelitik nalar siswa."
"Khawatirnya nanti kalau guru tidak siap, jadi ya tinggal cari-cari soal aja untuk penilaian dan jatuhnya cuma jadi formalitas. Dampak negatifnya bisa membuka peluang permainan jual beli soal lagi." katanya lagi.
Untuk mengantisipasi hal ini, guru Bahasa Inggris ini menilai kapasitas dan wawasan guru perlu ditingkatkan.
"Guru perlu diberi kesempatan untuk meningkatkan potensinya melalui pelatihan di Lembaga professional. Diberi kesempatan untuk mencari referensi variasi metode belajar dan materi pembelajaran yang kreatif dari Lembaga pendidikan lain baik di dalam maupun luar negeri." tambahnya.
Sementara pendidik yang lain mengaku gembira dengan kebijakan pendidikan yang baru dirilis Mendikbud baru ini.
Yuli Pinasti, founder Sekolah Alam Kampung Sawah di Depok, Jawa Barat menyebut ujian nasional memang tepat dihapuskan.