Banjir Terus Intai Bandung
- ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
VIVA - Banjir akibat luapan Sungai Citarum kembali menyerbu kawasan Kabupaten Bandung pada Jumat, 6 Desember 2019. Banjir yang sebagian membawa materi lumpur itu mengakibatkan empat ribu orang mengungsi.
Menyikapi kejadian tersebut, Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Provinsi Jawa Barat, Epi Kustiawan, menjelaskan penanganan lahan kritis akibat alih fungsi kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum masih berlangsung.
“Banjir bandang kan, penanganan lahan kritis Citarum baru tahun kedua, tanaman juga masih belum berfungsi. Mungkin penanganan dari sisi konservasinya belum dilaksanakan teraserinya, para penggarap itu masih belum menggunakan sistem konservasi ketahanan air belum,” ujar Epi seusai dialog Jabar Punya Informasi (Japri) #54 ‘Pemulihan Fungsi Lahan Kawasan Bandung Utara’ di Gedung Sate Kota Bandung, Selasa, 10 Desember 2019.
Menurutnya, dalam penanganan alih fungsi lahan di hulu Citarum merupakan petani. Para petani, lanjut Epi, mendapat pelatihan membangun komponen untuk mengubah lahan kritis menjadi kawasan penyerap air disertakan dengan penanaman pohon.
“Kalau di lahan kawasan itu sebetulnya dari sektor petani, mereka dianjurkan membuat teraseri bangunan, gali dan penahan, semua ikut memberi penyuluhan kepada para petani supaya melakukan, ini biaya cukup mahal,” katanya.
Selain itu, Epi belum bisa menggambarkan bagaimana progres penanganan lahan kritis karena berada pada kewenangan tingkat kementrian. “Peta lahan kritis itu dibuatnya 2018, dievaluasinya kan tidak setiap tahun. Apakah nanti 2020 Kementrian memberikan evaluasi? Nah ini kita lihat. Kita belum melakukan evalusi efektivitas yang sudah kita lakukan,” ujarnya.
“Tapi kami berharap dengan semangat penanaman, pembangunan bangunan konservasi, Insya Allah akan terjadi penurunan. Lahan kritis masih banyak yang belum tertangani, tadi saja untuk di lahan hulu DAS Citarum masih butuh 24 juta (bibit pohon),” katanya.
Sebelumnya, akibat luapan Sungai Citarum pada Jumat, 6 Desember 2019, Desa Kamasan, Bugel, Perum Jati dan Cipeundey Kecamatan Banjaran tergenang dengan ketinggian maksimal dua meter.
"Ketinggian air saat ini di wilayah terdampak adalah 30 cm hingga 100 cm. Adapun jumlah jiwa yang berada di Desa Kamasan RW 01 sampai RW 12 berjumlah 4.000 orang dengan jumlah 2.400 kk semua mengungsi di kantor Desa Kamasan,” ujar Kepala Basarnas Bandung, Deden Ridwansyah. (ase)