Letusan Gunung Api Selandia Baru Makan Korban Jiwa, Telan Helikopter
- Twitter/Michael Schade via CNN.com
VIVA – Satu orang dipastikan tewas akibat erupsi gunung berapi Selandia Baru tepatnya di kawasan pulau White. Dikutip dari CNN Amerika, hingga saat ini belum bisa dipastikan angka pasti korban di wilayah turis tersebut.
Namun sebelumnya disebutkan ada sekitar 100 orang yang berada di radius yang dianggap berbahaya. Mulai dari dekat kawah hingga kaki gunung. Kebanyakan mereka adalah wisatawan.
Sebagian turis yang berlayar ke pulau dengan gunung tersebut merupakan penumpang kapal wisata milik The Seas. Hal itu dibenarkan oleh CEO New Zealand Cruise Association. Setidaknya ada 20 hingga 30 orang yang merupakan turis klien kapal pesiar yang dioperasikan oleh Royal Caribbean tersebut. Mereka berangkat dari Sydney, Australia. Namun hingga saat ini belum bisa dipastikan apakah para klien kapal pesiar itu menjadi korban.
Pemerintah Selandia Baru menyatakan hingga saat ini situasi masih berbahaya. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan berbela sungkawa kepada keluarga korban tewas dan turut bersimpati atas hal yang dialami para korban.
Sejak gunung meletus, aktivitas vulkanis gunung memang disebutkan mulai melemah. Namun menurut badan otoritas terkait, masih dimungkinkan akan adanya erupsi susulan. Polisi setempat menyebutkan pada saat terjadi erupsi setidaknya ada 50 orang yang berada di pulau itu. Sementara 23 orang di antaranya sudah berhasil dievakuasi.
Sebagian korban yang mengalami luka-luka juga sudah dibawa ke rumah sakit terdekat. Kebanyakan korban luka mengalami luka bakar.
Michael Schade, salah seorang turis yang meninggalkan pulau hanya sekejap sebelum gunung erupsi sempat menyaksikan dan merekam peristiwa satu unit helikopter di dekat kawah lumpuh dan diduga hancur akibat letusan. Terlihat kaki pendaratan helikopter rusak dan tak lama kemudian tanah bercampur abu tampak "menelannya".
Video Schade kemudian menunjukkan asap hitam bercampur abu putih meninggi menuju langit. Tak diketahui lagi nasib kendaraan udara tersebut.