Pengusaha Hotel Gembira Ari Askhara Dipecat dari Dirut Garuda
- VIVA/Fikri Halim
VIVA – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Haryadi Sukamdani, mengaku bahagia dengan dipecatnya I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara dari jabatannya sebagai direktur utama PT Garuda Indonesia Tbk.
Ari Askhara dicopot dari jabatannya oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, setelah dia diduga sebagai penyelundup. Kali ini yang ketahuan adalah motor bekas klasik Harley Davidson dan dua buah sepeda Brompton melalui pesawat baru milik Garuda, Airbus A330-900.
"Ini terus terang, saya dengan adanya pergantian dirut Garuda ini, saya sebagai ketua PHRI, dari sektor pariwisata, gembira banget," kata Haryadi seperti dikutip dari keterangannya, Minggu, 8 Desember 2019.
Dia pun menjelaskan, alasannya sangat bahagia itu karena Ari Askhara juga merupakan sumber masalah dari meroketnya harga tiket sejak akhir 2018. Kata dia, Ari Askhara jelas-jelas melakukan praktik kartel sehingga harga tiket pesawat melonjak tajam.
Akibatnya, tingkat hunian kamar hotel terus mengalami penurunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, hingga akhir kuartal III-2019, penurunan tingkat hunian kamar hotel masih mengalami penurunan, yakni dari rata-rata 58,95 persen pada tahun sebelumnya, menjadi 53,52 persen persen atau turun 5,43 poin.
"Kita yang komplain paling berat karena dia penyebabnya, dia menciptakan praktik kartel. Dia mendikte pasar, sampai Traveloka dipencet sama dia, segala macam, enggak fair lah," tuturnya.
Karena itu, dia berharap, setelah pemecatan tersebut, persoalan-persoalan yang menyebabkan melambung tingginya harga tiket pesawat hingga meroketnya harga kargo selama ini bisa terurai dan membuat iklim usaha di sektor tersebut kembali kondusif.
"Karena ini bicara tidak hanya pariwisata, tapi konektivitas, bicara pertumbuhan ekonomi kita juga. Bayangkan bukan hanya penumpang yang kena masalah, kargo kan juga jadi mahal banget, naik enggak kira-kira, itu kan ganggu banget," paparnya.