Kenali dan Waspada Sengatan Tawon Endhas yang Renggut Korban Jiwa
- U-Report
VIVA – Serangan tawon Endhas yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah menyita perhatian publik, setelah puluhan orang dinyatakan meninggal dunia dan ratusan orang terpaksa dirawat di rumah sakit akibat sengatan tawon mematikan ini.
Dalam beberapa pekan terakhir, serangan tawon Endhas terjadi di Kabupaten Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sukoharjo, Demak, Semarang, Pemalang, Tegal, Kudus dan Tuban Jawa Timur. Serangan tawon Endhas juga terjadi di wilayah Garut Jawa Barat dan menewaskan siswa SD.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Biologi mengadakan Media Briefing untuk menyebarluaskan informasi terkait cara penanganan dan pengendalian tawon secara tepat dan tuntas dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem, Kamis Cibinong, 5 Desember 2019.
Tawon (vespa afinis) secara umum merupakan satwa predator meskipun tawon cenderung tidak agresif dan menyerang, kecuali diganggu atau merasa terganggu. Munculnya fenomena sengatan tawon ke kawasan pemukiman perlu ditangani secara bijak.
"Upaya pengendalian outbreak permasalahan dan penanganan satwa sudah menjadi salah satu arah kegiatan penelitian LIPI untuk menjaga keseimbangan dan keberlangsungan ekosistem dan ekologi," kata Kepala Bidang Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cahyo Rahmadi di Cibinong, Kamis, 5 Desember 2019.
Peneliti Tawon Pusat Penelitian Biologi, Hari Nugroho, menjelaskan upaya penanganan dan pengendalian tawon perlu dilakukan secara tuntas hingga akar permasalahan. "Pembasmian sarang tidak menjamin lingkungan terbebas dari sarang tawon, bisa jadi malah menimbulkan permasalahan ekologi," ujar Hari.
Hari menilai kecenderungan banyaknya sarang tawon di daerah pemukiman bisa disebabkan hilangnya habitat alami tawon imbas pengalihan tata guna lahan, berkurangnya musuh alami atau predator tawon, perubahan iklim global dan faktor sumber makanan.
"Penyebab di atas diperkirakan menjadi penyebab berpindahnya populasi tawon ke daerah pemukiman sehingga menyebabkan meningkatnya potensi konflik antara tawon dengan manusia yang seringkali mengakibatkan jatuhnya korban jiwa," kata Hari.
Foto: Peneliti Tawon Pusat Penelitian Biologi LIPI, Hari Nugroho
Menyebabkan Kematian
Sengatan tawon Endhas, diakui Hari, memang sangat mematikan. Sengatan betina berfungsi utama sebagai alat berburu mangsa, namun juga digunakan sebagai alat penahanan diri terakhir terhadap gangguan atau ancaman.
"Pada saat tawon menyengat akan diikuti dengan dikeluarkannya zat kimia feromon yang berfungsi sebagai alarm bagi kawanannya bahwa ada ancaman terhadap koloni. Alarm ini akan mengundang tawon-tawon lain dalam satu koloni untuk ikut menyengat," terang Hari.
Menurutnya, satu tawon bisa menyengat beberapa kali, berbeda dengan lebah madu yang hanya bisa menyengat satu kali. "Biasanya satu individu yang menyengat pertama mengeluarkan feromon berbahaya yang disebut attack pheromone dengan maksud untuk mengundang individu-individu lain dari satu koloni untuk ikut menyengat bersama-sama," paparnya.
Dosis kecil dari sengatan satu atau dua ekor tawon mungkin hanya akan menimbulkan reaksi alergi lokal dengan gejala bengkak, rasa sakit, gatal. Jika tawon yang menyengat berjumlah banyak, maka bisa menyebabkan anafilaksis (reaksi alergi berat), cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury), Rhabdomyolysis, gagal ginjal serta kegagalan multi organ lainnya.
"Apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat akan mengakibatkan kematian," papar Hari.