Logo BBC

Komunitas Sekolah Rumah Tolak Hasil Riset terkait Radikalisme

Riset PPIM UIN menyarankan agar anak-anak tetap berinteraksi dengan masyarakat yang lebih luas - ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Riset PPIM UIN menyarankan agar anak-anak tetap berinteraksi dengan masyarakat yang lebih luas - ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Sumber :
  • bbc

Naning Sriwulan memutuskan untuk tidak menyekolahkan kedua anaknya di sekolah formal.

"Karena idealisme, merasa sistem pendidikan di Indonesia kurang sreg sama kita dengan standar kita yang ingin sekolah bagus tapi murah.

"Kita ingin sekolah yang anak-anaknya bukan hanya pintar di kertas, tapi mereka juga bisa mengaplikasikan ilmu didapat juga di kehidupan sehari-hari," kata Naning kepada BBC News Indonesia di Jakarta, Selasa (3/12).

Ibu yang tergabung dalam komunitas sekolah rumah Silih Asah di Bogor itu menjelaskan, anak tertuanya kini menunjukan sikap yang dewasa dari teman seusianya.

"Mereka kami libatkan secara riil di dunia nyata. Kita pernah dari Bogor ke Bali pakai mobil dan menyelam di sana. Kami tidak bisa pulang karena Gunung Agung meletus, dia bisa mengerti dan sabar atas kondisi itu," kata Naning yang suaminya berprofesi sebagai penyelam.

Orang tua lainnya, Johnatan mengungkapkan setiap anak memiliki kecerdasan yang tidak hanya dibatasi oleh ukuran linguistik dan logis matematis yang diajarkan oleh sekolah formal dan nonformal. Alasan ia menggunakan sekolah rumah adalah untuk membangkitkan bakat anaknya yang tidak diakomodasi oleh sekolah.

"Misalnya intrapersonal, bagaimana mengelola emosi, kalau punya konflik sama temannya. Banyak kita lihat orang dewasa dapat masalah sedikit walaupun cerdas di sekolah langsung anjlok," katanya.