Logo ABC

Pengidap HIV/AIDS di Indonesia Rentan Drop Out Minum Obat

Mereka yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia mengeluhkan Obat ARV yang selalu berganti jenisnya dan mendekati masa kadaluarsa.
Mereka yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia mengeluhkan Obat ARV yang selalu berganti jenisnya dan mendekati masa kadaluarsa.
Sumber :
  • abc

Namun menurut catatan Koalisi Aids Indonesia, stok ARV di Indonesia semakin menipis.

Dari 15 jenis obat yang disediakan 6 diantaranya berada dalam posisi merah alias stoknya hanya cukup untuk stok pengobatan 1-2 bulan saja.

“Idealnya stok kecukupan ARV dikatakan dalam batas aman bisa dapat menyuplai kebutuhan selama 9 bulan."

"Ini dikarenakan beberapa obat ARV ini masih di import dan oleh karenanya memerlukan waktu yang cukup guna bisa didistribusikan kepada pasien.” kata Aditya Wardhana, Direktur Koalisi Aids Indonesia.

Koalisi AIDS Indonesia mendesak pemerintah segera melakukan pengadaan obat ARV.

"Dapat dipastikan, bisa pengadaan obat tidak segera dilakukan secepatnya, mulai dari bulan Januari 2020 ribuan ODHA akan mengalami putus obat."

"Putus pengobatan ARV bagi ODHA akan memperburuk tingkat kesehatannya bahkan bisa menemui kematian dan juga akhirnya bila ODHA tersebut melakukan kegiatan beresiko maka dia akan menularkan HIV kepada orang lain." tambahnya.

Hingga Oktober 2019, Koalisi Aids Indonesia mencatat di Indonesia ada sekitar 640.443 ODHA. Dan ODha yang mengetahui statusnya sebagai ODHA baru 368.239 ODHA dan hanya 124.813 orang yang masih dalam pengobatan.