Logo ABC

Pengidap HIV/AIDS di Indonesia Rentan Drop Out Minum Obat

Mereka yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia mengeluhkan Obat ARV yang selalu berganti jenisnya dan mendekati masa kadaluarsa.
Mereka yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia mengeluhkan Obat ARV yang selalu berganti jenisnya dan mendekati masa kadaluarsa.
Sumber :
  • abc

" Emang sih kandungannya sama aja, tapi cara minumnya kan jadi lebih ribet. Belum lagi efek sampingnya. Ini selalu begitu sejak saya minum obat, setidaknya setiap 6 bulan sekali." ungkap Yanto.

Surip Adiyanto Surip Adiyanto, menggunakan obat antiretroviral selama 10 tahun terakhir dan menjadi aktivis kepatuhan minum obat ARV di komunitasnya di Jakarta.

Supplied

Obat pecahan adalah sebutan untuk obat dengan dosis yang dipecah untuk dikonsumsi beberapa kali sehari.

Menurutnya berganti-gantinya obat ini sangat membuat tidak nyaman bagi teman-temannya yang harus mengkonsumsi obat antiretroviral seumur hidup karena memberi efek samping yang berbeda bagi setiap individu.

"Obat yang single dosis itu kan luar biasa efeknya ada yang halusinasi dan mual, nah pas badan udah mulai adaptasi, tiba-tiba obatnya diganti."

"Jadi harus penyesuaian lagi, padahal obat yang pecahan macam-macam juga efeknya yang warna putih itu ke ruam kulit, yang lain ada yang ke pusat syaraf di kepala, ada yang ke ginjal, ada yang ke hati jadi mual terus, nah ini selalu terjadi minimal setiap 6 bulan sekali." tuturnya.

Yanto juga menuturkan obat pecahan yang mereka dapatkan sudah mendekati masa kadaluarsa.