Keluarga Telantar di Tengah Hutan Malaysia Akan Dipulangkan ke Sumut
- VIVAnews/Putra Nasution (Dok Pemprov Sumut)
VIVA –  Satu keluarga merupakan warga Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, telantar di hutan Batu Sembilan, Bintulu, Malaysia. Satu keluarga itu terdiri seorang ibu bernama Mida Situmorang (45) bersama lima orang anaknya, Diana (9), Akbar (6), Murni (5), Linda (4) dan Puteri (2). Sedangkan, Suami Mida bernama Erwin meninggal dunia, 3 bulan lalu, karena sakit.
Keluarga malang itu sudah dievakuasi ke tempat penampungan sementara milik Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Sarawak, Malaysia.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi telah mengirim tim ke Malaysia untuk menjemput keluarga tersebut. Gubernur mengutus Sekda Sumut, Sabrina bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumut Nurlela untuk berangkat ke Kuching, menjemput Mida Situmorang dan kelima anaknya.
"Pak Gubernur sudah memerintahkan Bu Sekda dan Kadis PPPA Sumut untuk berangkat ke Kuching, untuk menjemput mereka dan membawa pulang ke Sumut," kata Kepala Bagian Humas Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, Muhammad Ikhsan kepada wartawan di Medan, Senin 2 Desember 2019.
Tim dari Pemprov Sumut ke Malaysia untuk mengurus administrasi dan dokumen yang dibutuhkan, sehingga Mida Situmorang dan kelima anaknya segera dapat dipulangkan ke Sumut.
Ikhsan menjelaskan, Mida bersama suaminya merupakan Tenaga Kerja Indonesia, yang sudah bekerja belasan tahun di Malaysia. Namun, belum diketahui persis mengapa keluarga tersebut bisa tinggal di hutan Malaysia.
Kehidupan miris, terlihat dari keluarga tersebut. Warga setempat sempat melihat Mida selalu keluar-masuk hutan. Penasaran dengan Mida yang selalu keluar hutan membawa sayuran untuk dijual ke masyarakat, warga pun mengikutinya hingga masuk ke hutan.
Warga pun mendapati Mida bersama lima anaknya, serta suaminya Erwin (asal Makassar) yang sedang sakit, dalam kondisi yang memprihatinkan. Hingga akhirnya suaminya meninggal dunia.
Warga kemudian melaporkan hal itu ke KJRI di Kuching, selanjutnya pihak KJRI melakukan evakuasi. "Suaminya sakit di hutan, mamanya ini berdagang ke kota, ada yang lihat, dia ikuti sampai ke hutan," ujar Ikhsan.
Ia menambahkan, pihak Imigrasi KJRI Kuching Sarawak juga sudah membuatkan dokumen perjalanan berupa Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) yang nantinya digunakan untuk proses pemulangan ke Sumut. [mus]