Pengungsi Banjir Bandang Solok Selatan Mulai Terserang Penyakit

Petugas memeriksa kondisi kesehatan pengungsi banjir di Solok Selatan Sumbar
Sumber :
  • VIVAnews/Andri Mardiansyah

VIVA – Memasuki hari keenam pasca banjir bandang yang menghantam Kenagarian Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri dan unsur terkait lainnya, masih berusaha membersihkan sisa material banjir bandang agar bisa mencapai daerah-daerah yang masih terisolasi.

Eks Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria Divonis Bersalah karena Kampanye di Tempat Ibadah

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Solok Selatan merilis, hingga kini masih terdapat beberapa daerah yang belum bisa dimasuki tim gabungan tanggap darurat banjir bandang. Akibatnya, pendistribusian logistik berupa kebutuhan pokok menjadi terhambat. 

Kepala Bidang dan Kesiapsiagaan BPBD Solok Selatan, Rusdi Harmen mengatakan salah satu daerah yang masih belum berhasil ditembus atau tersentuh adalah Jorong Manggih. Jorong Manggih ini, bersebelahan dengan Jorong Sapan Salak yang saat ini juga masih dalam upaya penanganan dan pembersihan sisa material. 

Banjir Bandang Hantam Enam Nagari di Sijunjung Sumbar

Sementara itu kata Rusdi, jumlah pengungsi terus bertambah. Mereka, sangat membutuhkan suplai tenda darurat, selimut dan bahan makanan, perlengkapan bayi serta berbagai kebutuhan pokok lainnya. "Jumlah pengungsi saat ini terus bertambah. Dari awalnya 330 jiwa menjadi 580 jiwa. Mereka berasal dari 182 kepala keluarga," kata Rusdi Harmen.

Menurut Rusdi, bertambahnya jumlah pengungsi yang menempati posko pegungsian yang berada di Lima titik yakni Sapan Salak, Air Batung, Pasar Panjang dan, Balai Adat itu terjadi, lantaran banyaknya warga yang enggan mendiami rumah mereka karena takut akan banjir bandang susulan.

Kemensos Salurkan Bantuan Logistik bagi Penyintas Banjir Bandang di Sukabumi

"Yang jelas, sekarang selain berusaha menembus daerah yang masih terisolasi, kita juga berupaya menangani para korban dengan baik. Jumlah pengungsi sudah bertambah, mereka membutuhkan suplai kebutuhan pokok," ujar Rusdi Harmen.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, merilis hingga kini tercatat ada sekitar 70 jiwa di Jorong Manggih, Kenagarian Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD) yang masih terjebak atau terisolasi akibat banjir bandang yang menghantam kampung itu pada Minggu malam 24 November 2019.  

Sebagian dari mereka, terpaksa harus tinggal di rumah yang dipenuhi material lumpur banjir bandang. Sebagian lagi, tidur dalam tenda darurat yang didirikan diarea perbukitan. Kondisi ini, terpaksa mereka jalani lantaran akses menuju kampung itu masih belum bisa ditembus akibat tebalnya material lumpur dan banyaknya bebatuan serta gelondongan kayu-kayu berukuran besar.

Upaya penyaluran logistik bantuan saat ini hanya bisa dilakukan dengan sistem antar jemput. Dalam artian, bantuan yang ada dibawa hingga Jorong Sapan Salak yang saat ini sudah bisa ditembus. Setelah itu, beberapa perwakilan warga Jorong Manggih akan datang menjemput dan membawa bantuan itu untuk kemudian disalurkan kepada warga lainnya.

Diketahui, banjir bandang menghantam dua jorong atau kampung yakni Sapan Salak dan Manggih di Kenagarian Sapan Salak, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan pada Minggu malam 24 November 2019. Akibat peristiwa itu, BPBD setempat mencatat sebanyak 25 unit rumah dan lahan pertanian warga rusak.

Banyaknya material kayu-kayu berukuran besar, mengindikasikan kalau salah satu faktor penyebab banjir bandang itu adalah ilegal logging atau pembalakan Liar. Pihak Kepolisian Resor Solok Selatan usai penanganan dampak musibah ini, berencana membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi apakah benar ada praktik pembalakan liar di kawasan itu. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya