Logo ABC

Toilet dan Kantin Jadi Lokasi Tersering Kekerasan Anak di Sekolah

Ilustrasi kegiatan belajar ruang kelas.
Ilustrasi kegiatan belajar ruang kelas.
Sumber :
  • abc

"Sejak bulan Juli sampai September (2019), kami berupaya menggali informasi yang lebih detil di beberapa wilayah."

"Jadi kami melakukan studi awal yang melibatkan 642 anak kelas 7 sampai 9, atau dari kelas 1 sampai 3 SMP, 135 guru dan 12 kepala sekolah di 12 sekolah menengah pertama di enam kabupaten kota," jelas Laura Hukom, manajer proyek IJF, dalam konferensi pers di Jakarta awal pekan ini.

Lokasi di sekolah yang tidak aman menurut anak-anak di studi itu adalah toilet (53,58 persen) dan kantin (15,58 persen).

"Yang menarik, hanya 10,28 persen anak melapor ke sekolah jika mengalami kekerasan. Padahal mereka tahu program yang ada di sekolah, baik program pencegahan maupun penanganan kekerasan di sekolah tapi hanya segitu yang melapor," sebut Laura.

"Dari studi ini, anak-anak kita menyampaikan bahwa sekolah belum sepenuhnya bebas dari kekerasan terhadap anak," imbuhnya.

Studi IJF tersebut dilakukan di Medan -Sumatera Utara, Lampung, Cianjur -Jawa Barat, Jakarta Timur, Sikka -Nusa Tenggara Timur dan Lembata -Nusa Tenggara Timur.

Lebih lanjut, IJF mengatakan jika kelompok mereka berusaha untuk menyampaikan kepada publik bahwa kekerasan terhadap anak tidak hanya berhenti di kekerasan fisik dan verbal.

"Bagi kami, definisinya jauh lebih lebar dari itu, bahkan juga meliput hal-hal seperti pengabaian terhadap anak. Perlakuan yang mengabaikan hak anak."