Dua Bulan Usai Kerusuhan Wamena: Trauma dan Was-was Masih Menghantui

- bbc
Membangun kembali Wamena
Hingga kini, aparat TNI-Polri masih berpatroli di jalanan Wamena untuk mengantisipasi aksi anarkistis maupun hal yang dinilai berpotensi mengganggu ketertiban di sana.
"Dalam rangka menjaga kondusifitas maupun stabilitas keamanan di wilayah Wamena," kata Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Cpl Eko Daryanto (22/11).
Selain itu, mereka pun akan dilibatkan dalam proses rekonstruksi berbagai sarana dan prasarana umum yang hancur dalam kerusuhan 23 September lalu.
"Itu kan sudah instruksi dari Bapak Presiden pasca kemarin kunjungan itu untuk percepatan (pembangunan)," imbuh Eko.
Sebelumnya, pada 28 Oktober lalu, Presiden Joko Widodo mengunjungi Wamena untuk melihat situasi kota pascakerusuhan.
Dalam kesempatan itu, Jokowi yang hadir ditemani Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, meminta proses rekonstruksi segera dilakukan. Ia juga memerintahkan pemulihan situasi keamanan seperti sebelum kerusuhan.
"Yang pertama itu yang berkaitan dengan perekonomian masyarakat dulu, anggarannya semua dari Kementerian PUPR. Keamanan, TNI dan Polri siap menjamin keamanan agar ekonomi kembali berjalan normal," kata Presiden, seperti dikutip (28/10).
Akan tetapi, proses pembangunan kembali belum berjalan maksimal. Pasalnya, anggaran untuk perbaikan berbagai fasilitas umum dan rumah warga masih menunggu kepastian dari pemerintah pusat.
"Karena dari anggaran APBD juga ndak ada untuk pemulihan itu, kita masih menunggu dari pemerintah pusat untuk membantu pemerintah daerah dalam pemulihan fasilitas-fasilitas yang di sana. Terutama masyarakat, rumah-rumah warga yang terbakar itu," jelas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jayawijaya, Daulat Siregar (23/11).
Menurut data dari Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Cpl Eko Daryanto, terdapat 351 unit ruko (rumah toko), 27 rumah, 10 kantor dan 1 kompleks pasar yang hancur akibat kerusuhan tersebut.