Penuhi Panggilan Polisi, Pelapor Sukmawati Cuma Ditanya Identitas
- ANTARA Foto/Meli Pratiwi
VIVA - Salah satu pelapor Sukmawati Soekarnoputri, yaitu Ratih Puspa Nusanti memenuhi panggilan Polda Metro Jaya, terkait laporannya terhadap Sukmawati soal kasus dugaan penodaan agama yang dilakukannya.
Sekretaris Jenderal Koordinator Bela Islam (Korabi), Novel Bamukmin, selaku pendamping hukum menyebut Ratih, baru sebatas dimintai data pribadi dan undangan klarifikasi atas laporannya.
Pemeriksaan dilanjutkan lagi pada Kamis 28 November 2019, mendatang. Ratih diminta untuk melengkapi alat bukti.
"Hari ini baru data pribadi saja, belum masuk ke materi pokok, karena yang menjadi acuan itu alat bukti yang cukup," kata Novel di Mapolda Metro Jaya, Senin 25 November 2019.
Dia menjelaskan, memang saat membuat laporan, Ratih hanya melampirkan barang bukti berupa print out pemberitaan media massa dan video Sukmawati di YouTube. Pada pemeriksaan lanjutan nanti, Ratih akan menyerahkan video Sukmawati yang ucapannya diduga menista agama.
"Waktu lapor, ketika itu pelapor memang baru hanya dapat bukti dari kutipan print out dari beberapa media online belum ada video dan YouTube ketika itu," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Koralbi, Azam Khan menambahkan, apa yang dilaporkan oleh Ratih indikasi hukumnya kuat. Sukmawati dinilai telah menistakan agama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156 KUHP. Untuk itu, ia yakin Sukmawati bersalah.
"Indikasi hukumnya cukup kuat kalau penyidik serius, kalau Polda serius, kalau Kapolri serius. Paslanya bisa 156 bisa 156 a. Tapi mendekatinya ke 156a. Ancaman hukumannya lima tahun itu pasti," kata Azam menambahkan.
Pernyataan kontroversial Sukmawati disampaikan dalam diskusi bertajuk 'Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme' di Jakarta, Senin 11 November 2019. Dalam diskusi itu, ia menyinggung perjuangan Bung Karno dalam upaya kemerdekaan dari penjajahan Belanda.
Diawali bicara proses perjuangan RI dalam merebut kemerdekaan, kemudian ia melontarkan pertanyaan nyeleneh yang ditujukan peserta diskusi.
"Sekarang, saya mau tanya nih semua. Yang berjuang di abad 20 itu, Nabi Yang Mulia Muhammad apa Insinyur Soekarno untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau jawab berdiri, jawab pertanyaan ibu ini," tanya Sukmawati.
Terkait itu, Sukmawati merespons soal ucapannya yang terlanjur heboh. Maksud tujuannya bertanya soal itu adalah hanya ingin mengetahui apakah generasi muda paham dengan sejarah Indonesia atau tidak. Dia menegaskan, tidak ada maksud untuk melakukan penghinaan terhadap nabi.
“Ya bertanya, saya ingin tahu jawabannya seperti apa, fakta sejarahnya, pada ngerti enggak sejarah Indonesia? Terus dijawab mahasiswa itu Insinyur Soekarno,” ujar Sukma, saat dihubungi VIVAnews, Jumat 15 November 2019.
Tujuannya bertanya soal itu, menurut Sukmawati, adalah ingin mengetahui apakah generasi muda paham dengan sejarah Indonesia atau tidak.
“Ya bertanya, saya ingin tahu jawabannya seperti apa, fakta sejarahnya, pada ngerti enggak sejarah Indonesia? Terus dijawab mahasiswa itu Insinyur Soekarno,” ujar Sukmawati, saat dihubungi VIVAnews. (asp)