Billy Mambrasar: Jadi Staf Khusus Jokowi hingga Dibullying di Twitter
- abc
VIVA – Gracia Billy Yosaphat Mambrasar mengaku tidak menyangka akan terpilih sebagai salah satu dari 7 Staf khusus Presiden Jokowi bidang Milenial dan Inovasi dan bahkan dicemooh oleh beberapa pihak di media sosial setelah pengumuman pengangkatan.
Namun di tengah kritik miring yang meragukan kemampuan para milennial ini membantu tugas Presiden tersebut, penyabet predikat lulusan terbaik Australia National University (ANU) tahun 2015 ini bertekad untuk membangun Indonesia dari Papua salah satunya lewat proyek pembangunan "Silicon Valley" di Papua.
"Billy adalah talenta hebat tanah Papua yang kita harapkan berkontribusi dengan gagasan-gagasan inovatif dalam membangun tanah Papua," demikian Presiden Jokowi memperkenalkan sosok Billy Mambrasar ke publik sebagai salah satu dari tujuh staf khusus milenialnya pada Kamis (21/11/2019).
Pujian dari Presiden Joko Widodo itu tampak tidak berlebihan mengingat pemuda kelahiran Yapen, Papua, 31 tahun yang lalu itu memang memiliki segudang prestasi baik di bidang akademik maupun pergerakan sosial.
Peraih gelar MBA di The Australian National University (ANU) ini pendiri Yayasan Kitong Bisa, lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan untuk anak-anak di Papua yang berhasil menyekolahkan lebih dari seribu siswa tidak mampu di Papua dan Papua Barat.
Dalam wawancara dengan wartawan ABC Indonesia Iffah Nur Arifah di Jakarta hari Minggu (24/11/2019) Billy Mambrasar memaparkan tugas baru yang diembannya dan target ambisiusnya membidani lahirnya pusat inkubasi dan akselerasi start up di Indonesia Timur - Papua Youth Creative Hub - semacam Silicon Valley di Kota Jayapura dan Sorong Papua.
Bagaimana rasanya terpilih sebagai staf khusus Presiden dari kalangan milenial pertama?
Ini lompatan luar biasa dalam karir dan kiprah saya, dan ini cukup tidak disangka karena levelnya sama dengan pejabat negara. Tapi butuh waktu seminggu buat saya untuk menerima tawaran ini.
Karena saya orangnya sangat berkomitmen pada sesuatu yang sudah saya sepakati. Karena kalau tidak saya akan malu sama dengan diri sendiri dan sama Tuhan.
Selama seminggu saya merancang bagaimana mengelola beberapa peran dan tanggung jawab sebelumnya seperti di KitongBisa, Papua Muda Inspiratif dan juga penasehat Gubernur Papua dan Papua Barat.