Di AS, Polri Bagi Pengalaman Atasi Aksi Terorisme

Kapolda Bali Inspektur Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose di AS.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA –  

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

Kapolda Bali Inspektur Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose menghadiri acara Colloquium Dunia dan Workshop Nasional dengan tema Uniting Against The Next Attack, yang digagas United National Security Council Counter Terrorism Committee Executive Directorate (UN-CTED) University Of Chicago Project On Security and Threats (CPOST). Acara ini digelar selama 3 hari sejak 21 - 23 November 2019 di Chicago, Amerika Serikat.

Petrus diundang oleh Prof. Robert Pape, Director of University of Chicago Project on Security dan Threats menjadi pembicara dalam diskusi tentang pertukaran pengalaman dan wawasan bagaimana menghadapi pascaserangan teror.

Pemkab Tangerang Benarkan PNS Mereka Ditangkap Densus

Acara ini dihadiri oleh para pakar sekuriti dan akademisi dunia antara lain dari United Nations, Amerika Serikat, Inggris, Indonesia, Australia, Turki, Maroko, Perancis, Skotlandia, Israel dan pelaku bisnis besar dunia seperti Motorola dan Amazon yang mempelajari perilaku teroris dunia dan trend saat ini yaitu propaganda di sosial media.

Dalam paparannya, Petrus menjelaskan Polri sebagai garda terdepan dalam menangani kasus terorisme dengan bekerjasama bersama stakeholder emergency services dan juga bagaimana mengelola krisis pasca serangan teroris secara cepat dan terukur seperti tragedi bom Bali 1 dan 2, Thamrin 2016, Surabaya 2018 dan Medan 2019 ditangani secara cepat.

IDI Sukoharjo Minta Kasus Sunardi Tak Dikaitan dengan Profesi Dokter

Di forum itu, Petrus memamerkan produk legislasi berupa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Menurutnya, UU Terorisme yang baru itu memungkinkan kepolisian melakukan langkah pencegahan dengan menangkap orang-orang dalam jaringan terorisme tanpa menunggu aksi teror terjadi. UU tersebut diyakini sangat efektif dalam memberantas terorisme di Indonesia.

"Ini efektif dalam pelaksanaan preemptive strike untuk pencegahan serangan terorisme hingga antisipasi propaganda hoaks terorisme menggunakan platform sosial media," kata Petrus dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 24 November 2019.

Di akhir presentasi, Petrus mendapat sambutan meriah atas paparannya dan didaulat untuk memberikan ceramah kepada mahasiswa dan peneliti dari University of Chicago pada Project on Security & Threats.

Sementara itu, Michle Coninsx selaku Assistant Secretary-General & Executive Director dari Badan PBB CTED menyinggung contoh bagaimana kota-kota di dunia termasuk Indonesia berhasil bangkit menghadapi teroris. Menurut dia, Polri berhasil melalukan upaya menghadapi teroris dengan resiko yang kecil.

Sehingga kota-kota lain dapat belajar dari situ untuk mempelajari manajemen resiko penanganan serangan teror dan menurunkan level resiko nya," katanya.

Sementara pada Keynote address dari Russell "Russ" Travers selaku Acting Director of the National Counterterrorism Center (NCTC) menyampaikan kerjasama para penegak hukum dalam menangani terorisme sangat penting dilakukan bahkan tidak hanya kepada sesama organisasi penegak hukum tapi juga para ahli akademisi.

Hal itu dilakukan agar dapat menemukan formula yang benar dalam penanganan terorisme di dunia sehingga tercipta kemitraan antara pemerintah dan swasta. Terakhir, Russell menyampaikan bahwa saat ini terorisme sedang berevolusi maka, dia mengajak semua pihak harus berevolusi dengan cara meningkatkan hubungan baik dengan negara lain dan juga akademisi.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya