Profesor Australia: Masyarakat Indonesia Susah Terima Perbedaan
- abc
Menurut penulis buku State Terrorism and Political Identity in Indonesia: Fatally Belonging ini, pencegahan paham ekstrimisme tidak bisa dilakukan dengan pelarangan. Pihak yang berwenang harus menelusuri penyebab dari tindakan itu sendiri.
Ariel Heryanto dalam kuliah umumnya di Museum Nasional Jakarta (22/11/2019).
ABC; Nurina Savitri
"Orang mengatakan karena pikiran, saya enggak setuju. Kalau menurut saya masalah ketimpangan."
"Ketimpangan bisa dalam arti ekonomi, bisa dalam arti jenis kelamin. Pelecehan terhadap perempuan itu sangat serius loh di Indonesia, pelecehan terhadap agama-agama minoritas, itu sangat serius sekali. Jadi enggak cuma ekonomi."
"Kemudian mereka jadi korban sehingga frustasi. Enggak ada yang mewakili dan membela mereka," jelas Ariel.
Pentingnya pendidikan sejak dini
Dalam kesempatan yang sama, Ariel Heryanto juga menyampaikan bahwa ekstrimisme dan pemahaman tak lazim tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di Australia.