Soal Sukmawati, Ustaz Tengku Zulkarnain: Dipenjara Biar Jera
VIVA – Ustaz Tengku Zulkarnain angkat biacara mengenai pernyataan Sukmawati Soekarnoputri terkait peran Nabi Muhammad SAW dengan Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno ketika kemerdekaan bangsa ini.
"Dia kelewatan, mana boleh dibandingkan Nabi Muhammad dengan siapapun. Apalagi Nabi Muhammad dibandingkan dengan Bung Karno dalam urusan kemerdekaan," kata Tengku Zulkarnain kepada VIVAnews di Jakarta, Jumat, 22 November 2019.
Tentunya, kata dia, Nabi Muhammad SAW tidak bisa dibanding dengan siapapun bahkan Nabi Muhammad dengan Bung Karno jaraknya sudah 14 abad.
Maka, selaku Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indoensia mempersilahkan jika ada masyarakat yang melaporkan Sukmawati ke aparat kepolisian karena diduga melakukan penistaan agama.
"Jadi ini sebetulnya membuat kisruh saja, saya pikir kemarahan umat sudah terbakar dan MUI sudah memutuskan dan memahami jika masyarakat menempuh jalur hukum mengajukan Sukmawati ke pengadilan. Kita sebagai MUI tidak mencegah. Kita memahami lah, karena sudah kali kedua," katanya.
Tengku pun meminta agar Sukmawati menjalani proses hukum hingga ke pengadilan terkait masalah dugaan penistaan agama tersebut. Ia pun meminta kepada kepolisian agar dapat menindaklanjuti laporan tersebut. "Dipenjara, biar jera," ucap dia.
Sebelumnya, LBH Street Lawyer selaku kuasa hukum sausara Irvan Noviandana sebagai pelapor atas dugaan tindak pidana penodaan agama yang diduga dilakukan oleh terlapor saudari Diah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri alias Sukmawati Soekarnoputri, dengan LP Nomor : TBL/7456/XI/2019/PMJ/Dit.Reskrimum tertanggal 19 November 2019.
Perkara ini bermula ketika putri mantan Presiden Soekarno (Bung Karno), Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri alias Sukmawati menjelaskan maksud pernyataannya terkait Bung Karno lebih berjasa di awal abad ke-20 untuk kemerdekaan Republik Indonesia.
Sukmawati mengaku saat itu bertanya pada awal abad ke-20, yang berjuang memerdekakan Indonesia itu Yang Mulia Nabi Muhammad SAW atau Insinyur Soekarno?
Pertanyaan tersebut dia lontarkan kepada mahasiswa dan generasi muda saat acara Focus Group Discussion (FGD) Divisi Humas Polri bertajuk ‘Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme’ di Jakarta Selatan pada Senin, 11 November 2019 lalu.
Tujuannya bertanya soal itu menurut Sukmawati adalah ingin mengetahui apakah generasi muda paham dengan sejarah Indonesia atau tidak.
“Ya bertanya, saya ingin tahu jawabannya seperti apa, fakta sejarahnya, pada ngerti enggak sejarah Indonesia? Terus dijawab mahasiswa itu Insinyur Soekarno,” ujar Sukma, saat dihubungi VIVAnews, Jumat, 15 November 2019.
Maka dari itu, Sukmawati menegaskan tidak ada maksud untuk melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW atau membandingkannya dengan Proklamator negeri ini. Dia menjelaskan, pertanyaan itu konteksnya terkait kemerdekaan Republik Indonesia di awal abad ke-20. Sementara para Nabi sudah meninggal dunia pada awal abad 20.
“Ibu hanya bertanya, menurut fakta sejarah di abad 20 di mana pastinya kan nabi sudah tidak ada. Selama ini kan saya agak merasa generasi muda tahu sejarah kemerdekaan yang berdarah-darah enggak sih, itu yang saya ingin tahu juga. Saya mau bertanya saja, di awal abad 20,” kata dia.