Pascagempa 7, 1 Magnitudo, BMKG Tambah 2 Alat Deteksi Dini Tsunami
- TvOne/Iqbal Hamzah
VIVA – Pascagempa 7,1 magnitudo mengguncang wilayah Maluku Utara, pada Jumat dini hari lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Ternate, akan menambah dua alat pendeteksi dini tsunami dan gempa bumi, yakni inatews (insonesia tsunami early warning system), alat tersebut rencananya akan dipasang di Kecamatan Pulau Batang dua, Kota Ternate, yang merupakan daerah paling dekat dengan pusat gempa dengan Laut Maluku.
Diketahui, Laut Maluku merupakan jalur Cicin Api Pasifik dan rentan terjadi gempa bumi, di mana jalur tersebut berdekatan dengan Pulau Batang Dua, yang juga terkena dampak gempa bumi.
Kepala BMKG stasiun geofisika Ternate, Kustoro Hariyatmoko, mengatakan, Mayau sering terjadi guncangan sekaligus daerah yang paling dekat dengan sumber gempa bumi di laut Maluku, sehingga pihak BMKG akan mengalokasikan untuk membangun shelter seismik atau alat monitoring gempa bumi dan tsunami di Batang Dua.
“Pemasangan alat itu guna mengawasi terjadi gempa bumi ataupun tsunami, agar lebih cepat dideteksi, karena dari jarak dan titik gempa dengan Mayau hanya 45 km sehingga dengan alat tersebut dalam 3 detik bisa terekam di alat kita,” ujar Kustoro kepada awak media, Kamis 21 November 2019.
BMKG juga akan mengalokasikan satu alat wrs-dvb (sistem penerima informasi dini) untuk dipasangkan di Batang Dua. Alat itu memiliki fungsi diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, yang berbasis sms dan alarm bagi masyarakat.
“Karena di lokasi tersebut jaringan untuk internet belum bagus, sehingga lebih diprioritaskan berbasis sms, sekaligus dapat menangkal informasi-informasi hoaks,” kata kustoro.
Sampai saat ini gempa-gempa susulan masih terjadi di Maluku, namun skalanya sudah mulai menurun, warga diimbau tetap tenang dan waspada, serta tidak percaya isu yang menyesatkan, serta selalu dapat mengecek informasi dari BMKG, BPBD, TNI/Polri.