Polri Ungkap Alasan Kelompok JAD Sasar Kantor Polisi
- VIVAnews/ Bayu Nugraha
VIVA – Aparat Kepolisian tim Densus 88 Antiteror telah menangkap 23 orang terduga teroris yang terlibat dalam aksi bom bunuh diri, di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu. Mereka diketahui adalah anggota dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, kelompok ini menargetkan Polri sebagai sasarannya, baik itu kantor polisi ataupun polisi yang sedang bertugas di lapangan.
"Hasil pemeriksaan sementara ini, mereka menyasar kantor polisi dan aparat kepolisian yang sedang melaksanakan tugas di lapangan," kata Dedi di Kantor Divhumas Mabes Polri, Senin, 18 November 2019.
Dedi memaparkan, mereka menyasar polisi karena Polri gencar melakukan operasi penegakkan hukum, serta menangkap anggota mereka yang terindikasi terlibat aksi teroris dan mereka merasa terusik akan hal itu. Mereka kemudian menargetkan kantor polisi sebagai sasaran mereka untuk upaya balas dendam.
"Kenapa demikian? Pascakejadian bom di Medan baik Sibolga, maupun penyerangan kantor di Mapolda Sumut, itu semua kelompok mereka berhasil di penegakan hukum oleh aparat Densus 88 dan aparat setempat. Mereka merasa terusik, mereka merasa terganggu, mereka akan lakukan balas dendam," kata Dedi.
Untuk itu, kata Dedi, aparat kepolisian akan terus meningkatkan kewaspadaannya. Tim Densus 88 Antiteror akan terus bekerja sama dengan instansi terkait, agar aksi terorisme semakin berkurang.
Salah satunya adalah dengan melakukan pendekatan soft approach. Dengan langkah ini diharapkan bisa mengikis paham radikalisme dan meminimalkan tindakan terorisme.
"Kalau misalkan Polri menjadi sasaran teror ini menjadi bagian dari risiko pelaksanaan tugas aparat kepolisian. Jadi tetap fokus perlindungan dan memberikan rasa aman kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa ancaman teror itu bisa diminimalisir sedemikian mungkin," ujarnya