Gara-gara Bangkai Babi, Nelayan Sumut Mengeluh Penjualan Ikan Anjlok

Ratusan bangkai babi disingkirkan dari Danau Siombak Kota Medan
Sumber :
  • VIVAnews/Putra Nasution

VIVA – Nelayan di Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, mengeluhkan penjualan ikan menurun setelah ditemukannya bangkai babi di perairan Pantai Labu. Masyarakat lebih memilih konsumsi ayam atau telur ketimbang ikan laut.

Momen Kocak Warga Yogyakarta yang Kena Air Liur Babi saat Berangkat Kerja, Bikin Ngakak Netizen

Bangkai babi yang dibuang sembarangan itu membuat masyarakat takut mengkonsumsi ikan laut, karena diduga sudah tercemar.

"Kasihan ini yang nelayan. Enggak laku ikannya. Tadi sudah ada warga (nelayan) yang lapor," kata Camat Pantai Labu, Irawadi, Minggu 17 November 2019.

Jadi Penguasa Laut! Ibu-Ibu Asyik Foto di Atas Hiu Tutul Terdampar Bikin Geger Medsos

?Berdasarkan data diperoleh VIVAnews, bangkai babi itu ditemukan ?sejak Selasa, 12 November 2019 hingga saat ini, sudah 32 bangkai babi mengapung terseret ombak laut di Pantai Labu, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.

"Kemarin terakhir sekitar 32 bangkai sudah kita kuburkan secara gotong-royong bersama masyarakat sekitar. Ada juga yang dibakar," tutur Irawadi.

Inovasi UGM: Alat Deteksi Cepat Kandungan Babi dalam Makanan, 5-10 Menit Langsung Ketahuan

Selain meresahkan warga, bangkai babi ini juga membuat nelayan sekitar rugi, karena peminat ikan laut sepi di pasar-pasar tradisional. Para nelayan Pantai Labu ini memasok ikan ke Kawasan Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan.

"Masyarakat kami ini nelayan, anjlok lah mereka. Ini sedang dipikirkan langkah penanganannya," jelas Irawadi.

Irawadi mengakui masyarakat di Pantai Labu ada juga berternak babi. Ia sudah melakukan pendataan dan mengimbau para peternak babi agar tidak tidak membuang bangkai sembarangan, apalagi di sungai atau di laut.

"Kita minta untuk dikubur. Kita minta tolong dan kasih sangsi tegas. Jika dibuang ada pidananya," tegasnya.

Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Utara mencatat 5.800 ekor babi mati karena terjangkit virus hog cholera. Virus itu sangat berpotensi menginfeksi 1,2 juta ekor babi lainnya di provinsi ini.

Wabah virus hog cholera menyerang peternakan babi di 11 kabupaten/kota di Sumut, seperti Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.

Angka kematian pada babi ini membuat oknum-oknum tak bertanggung jawab membuang bangkai babi sembarangan seperti di Sungai Bedera, Danau Siombak, Sungai Percut Seituan, hingga dibuang sembarangan di tumpukan sampah pinggir jalan.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sudah meminta kepolisian melakukan tindakan tegas terhadap pihak yang membuang bangkai babi di sembarang tempat. Sebab, akibat ulah mereka lingkungan jadi tercemar. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya