Kapolda Metro Jaya Sebut Penyebaran Paham Radikal Bergeser ke Medsos 

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy bersama Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyon
Sumber :
  • VIVAnews/Lilis Khalisatusurur

VIVA – Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono mengatakan, perkembangan media sosial begitu pesat dan tak bisa dibendung. Akibat sampingannya, belajar agama yang berujung tindakan radikal. Misalnya melakukan aksi pengeboman. 

Ledakan Tesla Cybertruck di Hotel Donald Trump, Elon Musk: Teroris Salah Pilih Mobil

"Bagaimana orang itu bisa intoleran belajar dari medsos, bagaimana orang itu menjadi radikal itu belajar dari medsos, bagaimana seorang teroris dari medsos," kata Gatot dalam acara Peringatan Nasional Hari Toleransi Internasional di Jakarta, Jumat, 15 November 2019. 

Saat ini, katanya, ada pola pergeseran penyebaran radikalisme yang sebelumnya melalui pertemuan secara langsung atau tatap muka namun sekarang melalui media sosial. 

Kapolri Pamer Berhasil Deradikalisasi 8.118 Napiter dan Bubarkan Kelompok Teroris JI pada 2024

"Terakhir yang kita lihat kemarin. Kalau dulu orang mengajarkan paham-paham radikal itu melalui cara-cara pertemuan dengan cara diskusi, sekarang menggunakan media sosial; mereka menggunakan medsos paham-faham itu disampaikan seperti itu," ujarnya. 

Ia mencontohkan, kelompok teroris Abu Zee ini tersebar di delapan provinsi di Indonesia. Mereka melakukan aksi penyebaran pahamnya melalui jejaring media sosial dan Telegram. Tiga polisi bahkan menjadi pengikutnya dan siap melaksanakan teror.

Densus 88 Anti Teror Polri Geledah Satu Rumah Terduga Teroris di Garut

Dengan berkembangnya media sosial itu, satu sisi berdampak positif dan satu sisi berdampak negatif. Maka, yang negatif perlu diantisipasi dan diawasi.

Mobil Polisi di Bourbon Street, New Orleans, lokasi mobil tabrak kerumunan warga

Polisi Las Vegas Tak Temukan Bukti Ledakan Cybertruck Terkait ISIS

Ledakan sebuah Cybertruck terjadi di dekat Trump International Hotel, Las Vegas.

img_title
VIVA.co.id
2 Januari 2025