Pelaku Bom di Medan Diduga Satu Kelompok dengan Penusuk Wiranto

TNI dan Polri mengeledah tempat pengajian Rabbial Muslim Nasution, pelaku bom bunuh diri di Markas Komando Polrestabes Medan, di Jalan Serdang Lingkungan II GHDL, Kelurahan Belawan 1, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan.
Sumber :
  • VIVAnews/Putra Nasution

VIVA – Eks narapidana terorisme Khairul Ghazali menduga, pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Rabbial Muslim Nasution (24 tahun), masih satu kelompok dengan Syahrial alias Abu Rara, pelaku penusukan mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, di Kabupetan Pandeglang, Banten, beberapa waktu lalu.

Ada 30 Ancaman Bom Palsu saat Pemungutan Suara di AS

"Bisa jadi tujuannya, bisa aja memang kelanjutan dari apa yang terjadi di Banten waktu lalu (penusukan Wiranto)," ujar Ghazali saat dikonfirmasi VIVAnews, Jumat pagi, 15 November 2019.

Ghazali yang kini menjadi pemerhati terorisme mengungkapkan bahwa Rabbial dan Abu Rara merupakan anggota dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan berafiliasi ke ISIS.

Ancaman Bom Diduga dari Rusia Mencuat di Beberapa Titik Pemungutan Suara AS

Ghazali menjelaskan, proses aksi bom bunuh diri yang dilakukan Rabbial termasuk amatir dengan menggunakan daya bom yang sangat kecil. Namun, di balik itu semua harus diperhatikan adalah dampak teror yang diciptakan meski tidak ada korban jiwa dalam aksi tersebut.

Ia menganalisis, JAD ini merupakan kelompok yang berhubungan langsung dengan ISIS. Mereka ingin menunjukkan aksi balas dendam dari kematian pimpinan ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi, beberapa waktu lalu.

Detik-Detik Mobil Wanita di Bekasi Dilempar Bom Molotov hingga Hangus Terbakar

“Kemudian terkait balas dendam kematian Al Baghdadi Pemimpin ISIS,” kata Ghazali.

Ia pun, menuturkan, setelah Baghdadi tewas, ISIS mendeklarasikan pemimpin yang baru Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Quraishi. Pemimpin baru itu langsung mendeklarasikan jika kematian pemimpin baru itu bukanlah kekalahan. Teror akan terus berlanjut. Khususnya kepada Amerika.

“Dia menganjurkan kepada para Jihadis di seluruh dunia, untuk melakukan eksekusi kaum Musyrikin dan thogut (aparat) dengan menggunakan kekuatan yang ada. Sekali pun kekuatan itu berharga murah. Yaitu sebilah pisau. Jadi gak perlu pakai persenjataan atau bom yang besar,” jelas Ghazali.

Ia mengungkapkan, JAD memiliki target dalam aksi terornya, yakni aparat Kepolisian. Dengan itu, mereka akan terus menebar teror langsung kepada petugas Kepolisian hingga markas polisi. Ghazali mencontohkan seperti kasus penyerangan di Polsek Wonokromo, Surabaya, yang pelakunya berpura-pura membuat pengaduan dan berakhir dengan penusukan.

“Mereka masuk ke sarang-sarang yang mereka anggap musuh, kantor polisi atau pejabat negara. Tujuannya memang membunuh. Selain menunjukkan jika kelompok ini masih eksis.” [mus] 

Kericuhan terjadi saat debat publik kedua Pilgub Sumut 2024, di Hotel Santika, Kota Medan.(B.S.Putra/VIVA)

Laporan Tim Bobby-Edy Rahmayadi Terkait Pelemparan Diusut Polrestabes Medan

Laporan Tim Bobby-Edy Rahmayadi Terkait Pelemparan Ditangani Polrestabes Medan

img_title
VIVA.co.id
8 November 2024