Kisah Sriyono, Positif Kanker Akibat Bahan Bangunan Asbes
- abc
Kanada, yang pernah menjadi eksportir utama bahan bangunan ini, juga telah melarang tahun lalu. Bahkan Vietnam dan Laos pun kini berupaya untuk melarang asbes.
Brasil yang pernah menjadi negara pengekspor utama asbes telah meninggalkan industri ini sejak tahun 2017.
Reuters: Ueslei Marcelino
Serikat-sekitar buruh di berbagai negara terus berupaya memasukkan asbes putih dalam daftar Konvensi Rotterdam PBB, yang mengatur ekspor-impor bahan kimia berbahaya dan pestisida.
Hal itu akan memaksa Rusia dan negara eksportir lainnya untuk memperingatkan bahaya asbes kepada negara importir seperti Indonesia jika mereka membeli produk ini.
Panel ilmiah Konvensi Rotterdam sendiri merekomendasikan agar asbes putih dimasukkan dalam rdaftar karena sifat karsinogeniknya.
Tapi Rusia dan sekutunya termasuk Kazakhstan, India, Suriah dan Kuba, menggunakan veto untuk memblokir mosi tersebut sejak Konvensi Rotterdam berlaku pada 2004.
Kelompok lobi CIC sendiri berdalih bahwa asbes putih ini aman, karena tidak terdaftar dalam Kovensi Rotterdam.
Menurut Phillip Hazelton dari APHEDA-Union Aid Abroad, CIC sengaja memanipulasi informasi tersebut.
"Konvensi Rotterdam dibajak sebagai alat promosi chrysotile-asbes," katanya. "Menjadikan zat yang sangat berbahaya ini tampak aman."
Semakin memburuk Mengisap serat asbes bisa menyebabkan kanker dan penyakit di berbagai organ manusia.
ABC News: Ario Rasouli
Asbes berbahaya bagi manusia justru karena digunakan dalam konstruksi bangunan: seratnya tidak terbakar atau terpecah.
Serat ini bisa tersangkut di paru-paru manusia, dan menyebar ke organ lainnya.
Kebijakan WHO tentang asbes sangat tegas: "Semua bentuk asbes, termasuk chrysotile, bersifat karsinogenik bagi manusia, menyebabkan mesothelioma dan kanker paru-paru, laring dan ovarium."
Penelitian terbaru dari Global Burden of Disease menunjukkan bahwa asbes menyebabkan kematian lebih dari 220.000 orang di dunia setiap tahun.