Kisah Sriyono, Positif Kanker Akibat Bahan Bangunan Asbes
- abc
CIC yang berbasis di Bangkok, sebenarnya mewakili produsen asbes di dua negara pengekspor, Rusia dan Kazakhstan.
Selain bertekad melawan segala upaya untuk melarang chrysotile di Indonesia dan Asia, CIC juga aktif mempromosikan asbes putih sebagai "produk yang aman".
CIC berdalih, proses pembuatan adalah satu-satunya risiko potensial. Risiko ini, katanya, dapat "dikendalikan" melalui teknologi yang tepat.
Dalam video di YouTube, CIC mengklaim chrysotile itu tidak seperti asbes coklat dan biru. Asbes putih, katanya, "larut" di paru-paru dalam tempo dua minggu.
"Jika masuk ke dalam tubuh, ia akan larut dengan sendirinya dalam waktu dua minggu. Itu tidak akan membahayakan kesehatan manusia," demikian klaim CIC.
Mereka menyatakan asbes putih sebagai "serat komersial paling aman."
Asbes putih banyak ditambang di beberapa negara termasuk Russia dan Kazakhstan.
Reuters: Ueslei MarcelinoÂ
"Penggunaan asbes chrysotile yang terkontrol dan produk-produknya aman bagi pekerja dan konsumen. Mereka yang menentang chrysotile tidak memiliki argumen meyakinkan untuk mendukung pelarangan mineral ini," kata CIC.
Namun penelitian medis telah lama membuktikan bahwa chrysotile dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan paparan asbes.
ABC News menghubungi pihak CIC untuk memberikan komentar, tapi belum mendapatkan tanggapan.
Ledakan penyakit
Berbagai penelitian internasional menunjukkan bahwa dalam setiap 20 ton asbes yang digunakan, ada satu orang yang akan mati.
Dengan tolok ukur seperti, diperkirakan hampir 6.000 orang Indonesia setahun kini berpotensi mengidap kanker yang berhubungan dengan asbes.
Tapi informasi dan pendidikan publik mengenai hal ini masih sangat minim.
Pekerja pabrik asbes di Indonesia merupakan kelompok warga yang paling berisiko terpapar kanker.