Anggota DPR Desak Investigasi Kasus Atap SD Ambruk di Pasuruan
- tvOne
VIVA – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian meminta ambruknya atap sekolah SDN Gentong I, Pasuruan, Jawa Timur, diselidiki. Ia mempertanyakan kondisi bangunan tersebut
"Harus kita selidiki, dimana akar miss-nya? Apakah pihak sekolah yang tidak melaporkan kondisi bangunan sekolah yang sudah tidak layak, ataukah dari dinas pendidikan kota yang belum menindaklanjuti laporan?" ujar Hetifah kepada wartawan, Rabu, 6 November 2019.
Ia menjelaskan sekolah dasar merupakan tanggung jawab pemerintah kota. Tapi sebenarnya dana alokasi khusus dari program bantuan pemerintah pusat bisa dimanfaatkan, bila memang kondisi sekolah sudah tak layak untuk kegiatan belajar mengajar.
Karena itu, ia menilai, semua pemangku kepentingan pendidikan harus proaktif mengajukan dan melaksanakan perbaikan sekolah-sekolah yang kurang layak. Di antaranya dari pihak pemerintah kota, pihak sekolah, maupun orangtua murid.
"Pada 2016 kami dari DPR sudah membuat panja sarana prasarana pendidikan dasar. Pada saat itu kami mengevaluasi rencana perbaikan sarpras yang masih jauh dari kebutuhan, dan meminta pemerintah mempercepat proses pembangunan sekolah rusak dengan dana dari sumber-sumber lain seperti DBH dan PAD," kata Hetifah.
Setelah itu di tahun 2018, DPR juga sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,7 triliun untuk rehabilitasi ruang kelas. Lalu Rp765 miliar untuk renovasi sekolah. Jumlah tersebut ditargetkan menjangkau 22.446 ruang kelas dan 1.179 sekolah.
Hetifah mengatakan, pihaknya telah mendapatkan laporan bila sekolah tersebut masih berumur dua tahun. Ia heran bila atap sekolah tersebut ambruk. Padahal seharusnya standar kekuatan bangunan adalah 20 tahun.
"Gedung ini masih berusia dua tahun, seharusnya jika dibangun dengan baik, gedung ini masih memenuhi standar kelayakan. Perlu dilakukan investigasi lebih lanjut mengenai penyebab ambruknya bangunan sekolah tersebut," kata Hetifah.
Sebelumnya, atap gedung SDN Gentong di Pasuruan, Jawa Timur, ambruk saat proses belajar mengajar, Selasa, 5 November 2019 pukul 08.30 WIB. Seorang guru pengganti dan seorang siswa meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan.