Tito Serahkan Sejumlah PR untuk Idham Azis Sebagai Kapolri
- ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
VIVA – Jenderal (Purn) Tito Karnavian resmi menyerahkan tongkat kepimpinan sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) ke Jenderal Polisi Idham Azis. Dalam acara serah terima jabatan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Tito pun menyampaikan pesan kepada Idham Azis sebagai orang nomor satu di Polri.
Menurut Tito, jabatan Kapolri adalah amanah dari tuhan yang disampaikan melalui Presiden. Untuk itu, ia berharap Idham Azis dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.
"Saya ucapkan selama bertugas rekan saya Kapolri Jenderal Idham Azis. Penugasan ini adalah amanah dari Allah yang disampaikan melalui Presiden," ujar Tito dalam sambutannya, Rabu, 6 November 2019.
Tito pun mengatakan, tantangan sebagai Kapolri cukup berat pada masa mendatang. Ia menyinggung pengamanan Pilkada serentak di 270 dan penyelenggaraan PON di Papua. Kedua event tersebut diselenggarakan pada tahun 2020.
"Tantangan cukup berat ada pilkada serentak di 270 wilayah tahun 2020. Ada PON 2020 di Papua," ujarnya.
Meskipun begitu, Tito menegaskan pihak Kemendagri siap bekerja sama dalam pengamanan dua agenda besar tersebut, termasuk dinamika kehidupan masyarakat yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban.
Lebih lanjut, mantan Kapolda Metro Jaya ini pun yakin dengan berbekal pengalaman Idham Azis di Polri, segala permasalahan dapat ditangani dengan baik.
"Namun dengan bekal pengalaman tugas di daerah operasi, jajaran reserse kepala wilayah, kemampuan akademik dan karakter pribadi, saya percaya Polri akan semakin profesional modern dan dipercaya publik sehingga Jenderal Idham Azis dapat melaksanakan tugas tersebut," ucapnya.
Ia pun tak lupa meminta maaf jika selama menjabat sebagai Kapolri masih banyak kekurangan dan hal yang belum terselesaikan. Ia yakin di tangan Idham Azis, semua persoalan yang belum selesai dapat diselesaikan.
"Saya juga mohon doa restu mengemban jabatan baru sebagai Mendagri. Saya tidak jauh dan siap bekerja sama karena kita tak akan bisa membangun bangsa secara sektoral," ujarnya.