Hal yang Ingin Diketahui Prabowo saat Tinjau Industri Pertahanan RI

Menhan Prabowo Subianto
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, berencana dalam waktu dekat mengunjungi beberapa perusahaan milik negara, yang memproduksi alat utama sistem persenjataan atau alusista.

Anindya Bakrie Sebut Rapimnas Kadin Bakal Hasilkan Rekomendasi Asta Cita Prabowo

Bahkan, Rabu ini, rencananya, Prabowo dan wakilnya, Wahyu Sakti Trenggono bakal menyambangi PT Pindad terlebih dulu dan selanjutnya menyusul perusahaan yang bergerak di industri galangan kapal, PT PAL dan PT Dirgantara Indonesia atau dikenal PT DI. 

Menurut Trenggono, tujuan mendatangi perusahaan yang mampu memproduksi alat pertahanan itu sebagai kelanjutan safari kunjungannya bersama Prabowo ke sejumlah instansi yang berkaitan atau di bawah langsung Kementerian Pertahanan.

Presiden Prabowo Harap Ada Genjatan Senjata di Gaza Palestina

"Kita juga ingin mengembangkan industri pertahanan nasional. Supaya, kita berperan dan berbicara di kawasan. Apalagi, kita ini negara kepulauan. Tidak hanya Pindad, tapi juga seperti PT PAL, kemampuan-kemampuan di bidang perkapalan dan lain sebagainya," kata Trenggono, saat ditemui di kantornya Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu 6 November 2019.

Trenggono menyebut, dia diajak Prabowo mendatangi ke sejumlah instansi, sekaligus memetakan persoalan terkait tugasnya mengembangkan industri pertahanan dalam negeri lima tahun ke depan. 

Presiden Prabowo: Kita Harus Jaga Uang Rakyat, Ini Darah Keringat Masyarakat Indonesia

Sebelum mendatangi Pindad, Trenggono juga ikut mendampingi Prabowo ikut ke Markas Besar TNI Cilangkap, dan Universitas Pertahanan setelah keduanya dilantik, dua pekan lalu.

"Kemarin, habis di internal, kemudian kita rapat koordinasi dengan kolega kita Mabes TNI, kemudian tiga angkatan. Kita ketemu, diskusi, bahkan tadi kita diskusi lagi soal perkembangan ke depan dari sisi kebutuhan alutsista," kata dia.

Terkait kedatangannya nanti ke PT PAL dan PT DI, Trenggono mengatakan, fokusnya nanti ingin meninjau sejauh mana perusahaan pelat merah memproduksi kapal selam dan jet tempur. 

Lalu, melihat proyek kerja sama yang sudah dirancang seperti pesawat tempur dengan Korean Fight Xperiment / Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) juga perlu ditinjau kembali. 

Sebab, ia mengatakan, proyek tersebut harus dipersiapkan secara matang, karena menelan biaya yang tak kecil dan menggunakan teknologi tinggi. Menurut dia, proyek kerja sama yang memakan biaya besar perlu ketelitian dan pertimbangan yang sangat matang.

"Pesawat tempur tidak sembarangan juga. Nah, di level mana kita nanti dan kita sampai punya kemampuan seperti apa, itu juga. Karena nilainya mahal, sampai Rp2 miliar loh," tuturnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya