Obituari: Anwar Congo, Sang Algojo Pembunuh 1000 Orang
- bbc
Congo dipercaya telah membunuh ratusan orang dengan tangannya sendiri. Dalam film The Act of Killing, Gubernur Sumatra Utara, Syamsul Arifin, mengingat kembali betapa ditakutinya Congo saat itu.
"Semua orang takut kepadanya," ujarnya. "Ketika orang-orang mendengar namanya, mereka ketakutan."
Pembantaian yang kejam - yang hingga kini masih menjadi topik yang sensitif di Indonesia - juga membuat sekitar 100.000 orang dipenjara tanpa persidangan karena dituding terlibat dengan Partai Komunis.
Pelaku kejahatan seperti Congo dan teman-temannya tidak pernah diproses hukum. Dia malah menjadi pemimpin yang disegani di paramiliter pro-rezim Indonesia, Pemuda Pancasila, yang tumbuh dari regu jagal.
Foto dari film yang memperlihatkan pembantian di Kampung Kolam - Final Cut For Real
Pada tahun-tahun setelah pembantaian, Congo kembali ke kehidupan lamanya yang penuh kejahatan di Medan di mana reputasinya memberikan manfaat baginya. Dia terlibat dalam perampokan, operasi penyelundupan dan jaringan pemerasan yang luas.
Sekitar tahun 1990-an, dia bekerja sebagai kepala keamanan di klub malam terbesar di Medan. Namun rupanya jabatan ini merupakan kedok untuk mengatur transaksi narkoba Pemuda Pancasila.
Kongo diberi gelar seremonial dalam organisasi dan dia dikenang, dan dirayakan, karena perannya dalam pembunuhan massal tahun 1960-an. Para pelaku menjadi panutan bagi jutaan paramiliter muda dan menyukai versi sejarah mereka di mana mereka memainkan peran sebagai pahlawan.
Prodita Sabarini diindoktrinasi di sekolah untuk mempercayai versi sejarah itu.
"Kami diajari bahwa Komunisme itu buruk dan mereka adalah ateis yang mengkhianati bangsa," katanya kepada BBC.
"Kami tidak mempertanyakan apa yang telah kami pelajari di sekolah. Bahkan ketika saya mengetahui tentang besarnya skala pembunuhan saya berpikir: `Mereka komunis, jadi tidak apa-apa mereka dibunuh`."