Penampakan Harimau Sumatera di Ladang Minyak Zamrud
- VIVAnews / Bambang Irawan (Pekanbaru, Riau)
VIVA – Penampakan seekor harimau Sumatera di kawasan operasional ladang minyak zamrud, Kabupaten Siak, Provinsi Riau menghebohkan publik. Beredar kabar kemunculan harimau ini sudah sering terjadi namun sejak dua hari terakhir kabar harimau ramai menjadi perbincangan masyarakat.
Bahkan video amatir penampakan satwa dilindungi itu sempat beredar di media sosial. Masyarakat khawatir penampakan harimau mengancam keselamatan manusia.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam, Riau, Suharyono membenarkan atas adanya peristiwa munculnya harimau tersebut.
"Kawasan itu adalah pelintasan harimau. Bahkan Taman Nasional Zamrud adalah habitat harimau Sumatera," kata Suharyono menanggapi kabar tersebut, Minggu 3 November 2019.
Suharyono menambahkan, laporan tentang harimau ini telah diperoleh pihaknya sejak 25 Oktober yang lalu.
Sebelumnya Harimau Sumatera menyerang pekerja di area kerja PT RIA Desa Simpang Kateman, Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir, Riau, Kamis 24 Oktober 2019.
Lima orang tenaga kerja PT Kencholin yang merupakan mitra PT RIA diserang seekor harimau dalam perjalanan menuju lokasi kerja, sekitar pukul 15.00 WIB. Satu orang, Wahyu Kurniadi (19 tahun) tewas dengan 4 luka gigitan di bagian tengkuk belakang. Sedangkan empat orang lainnya selamat.
"Ada lima orang saat itu dalam satu regu. Tapi, satu orang di antaranya atas nama Wahyu Kurniadi meninggal dunia akibat serangan hewan buas tersebut," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam, Provinsi Riau, Suharyono, dikonfirmasi VIVAnews.
Suharyono menambahkan, lokasi kejadian berdekatan dengan Suaka Margasatwa Kerumutan yang selama ini dikenal sebagai kantong Harimau Sumatera. Melihat kejadian ini, maka pihaknya telah mengambil tindakan dengan mengirimkan tim menuju lokasi.
"Kawasan itu berada di area Kerumutan yang dikenal sebagai kantong harimau. Kita akan koordinasi dengan kepolisian setempat, masyarakat bahkan pihak perusahaan, agar kejadian serupa tidak terulang lagi," ujar Suharyono.