Kominfo Ungkap Sisi Negatif Tol Langit
- VIVAnews/Fikri Halim
VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo mengakui bahwa dengan terbangunnya infrastruktur internet di seluruh Indonesia, setelah diresmikannya Palapa Ring oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Oktober 2019, memiliki sisi negatif bagi masyarakat.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Widodo Muktiyo mengatakan, hadirnya tol langit tersebut terindikasi membuat masyarakat pedesaan terkena shock culture, yakni seperti terjangkit kecanduan internet.
"Persoalan-persoalan yang ada di masyarakat memang ada situasi masyarakat terjadi shock culture. Habis waktu karena ini kita tahan pegang handphone kalau lebih tujuh menit sudah keterusan," kata dia di kantornya, Kamis 31 Oktober 2019.
Kecanduan akan internet tersebut, kata dia, bisa membuat masyarakat semakin tidak produktif. Apalagi, dengan adanya tol langit tersebut, kecepatan internet akan semakin baik dan masyarakat menjadi semakin banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak produktif.
"Perilaku ini yang harus kita geser. Kalau tidak masyarakat bisa malas, tidak produktif. Ini tantangan yang bagi Kominfo. Karena ini pisau kan, bisa untuk positif dan negatif fasilitas ini. Kita dorong agar tidak digunakan negatif," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, saat ini Kominfo telah memiliki program untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap teknologi digital, yakni Kelompok Informasi Masyarakat atau KIM. Melalui program tersebut, masyarakat diharapkan mampu memanfaatkan teknologi untuk mendorong profuktivitasnya.
"Jadi ini jadi tantangan buat masyarakat kembangkan inovasi dan kreativitiasnya menangkan ini lebih cepat. Ini bagian supaya apa yang sudah dibuat tidak disalahgunakan. Ini tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai ekonomi, tapi juga ke-rekatan dalam medsos (media sosial). Ini perlu di bangun," ungkapnya.
Sebagai informasi, dengan telah diresmikannya Palapa Ring yang membuat Indonesia memiliki tol langit, saat ini sebanyak 514 kabupaten/kota telah terkoneksi, di seluruh 34 provinsi. Saat ini, ada 171 juta lebih atau 64,8 persen penduduk Indonesia yang sudah menggunakan internet.
"Ini sebetulnya basis konsep yang sangat bagus. Masyarakat desa juga bisa dimungkinkan (menggunakan internet)," kata dia.