Soal Terorisme, Calon Kapolri Idham Azis: Bukan Agama Tapi Oknum
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Dalam uji kelayakan dan kepatutan, calon Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Idham Aziz menilai, radikalisme tak terkait dengan agama Islam saja, tetapi juga mengenai agama-agama lainnya.
Persoalan radikalisme ditanyakan anggota Komisi III dari Fraksi PKS, Aboe Bakar Alhabsyi. Ia menilai, radikalisme hanya diidentikkan dengan agama Islam saja.
"Ini saya pikir penting, supaya nanti berkesan Allahu Akbar, teroris. Takbir, teroris. Ngaji dibilang radikalisme, pegang Alquran dibilang radikalisme. Pandangan Bapak tentang radikalisme ini apa Pak?" tanya Aboe di ruang rapat Komisi III, kompleks parlemen, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.
Ia menjelaskan, hal yang membuat keresahan akibat radikalisme di Indonesia merupakan oknum yang tak terkait dengan agama atau kepercayaan tertentu. Termasuk tak terkait dengan Islam.
"Saya juga garisbawahi, radikalisme tidak dekat dengan Islam. Tidak bisa radikalisme itu dikaitkan dengan simbol. Kita bisa jelaskan kalau ada yang bersalah itu juga oknum," kata Idham.
Idham meyakini, Kepolisian melakukan penegakan hukum terhadap oknum yang sengaja membawa simbol agama tertentu, bukan menyerang agama Islam atau agama tertentu.
"Tidak bisa bilang radikalisme lalu kita membawa simbol agama. Kita mesti sampaikan, kita penegakan hukum juga terhadap oknum, bukan agama," ujar Idham.
Ia mengajak, seluruh pihak harus menjalin komunikasi antara umat Islam dengan yang lainnya untuk meminimalisir kesalahpahaman. "Kita harus membangun komunikasi ke umat Islam dengan umat yang lain. Kepada para ulama habib dan santri. Begitu juga ke kalangan lain," kata Idham. [mus]