Wapres: Pergolakan Agama Jangan Ditangani Represif
- Dok Setwapres
VIVA – Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap setiap pergolakan tentang Islam di mana pun tidak direspons dengan represif. Hal itu disampaikan saat bertemu perwakilan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa 29 Oktober 2019.
"Dan di situ harus ada pendekatan baru agar umat di mana saja bisa merasa nyaman. Dan harus ada pendekatan dengan umat-umat lain. Pemimpin-pemimpin Katolik, Budha, Hindu dan Bapak Wapres sangat menyarankan itu," kata Sekretaris Jenderal DMDI, Said Aldi Al Idrus usai pertemuan.
Terkait kontribusi DMDI sendiri, dia mengklaim pihaknya telah membantu para muslim Rohingya di Myanmar, Suriah, dan juga Palestina. Pihaknya juga telah membangun 17 madrasah dan 3 masjid di Rohingya.
"Setiap bulan kami memberikan kontribusi untuk memberikan bahan pokok kepada 5.000 kepala keluarga di Rohingya, muslim Myanmar yang diusir," ujar Said.
Begitu juga, lanjutnya, kepada para pengungsi Rohingya yang terdapat di Bangladesh. Menurut Said, pemerintah Bangladesh juga tidak peduli dengan keadaan para pengungsi itu.
"Saya di lapangan melihat mereka hanya membuat roti cane saja satu hari sekali makan. Pemerintah Bangladesh sama sekali tidak peduli tentang itu. Justru itu NGO-NGO Islam yang ada di seluruh dunia diharapkan bisa bergerak dan membantu saudara-saudara kita di sana," ucap dia.
Saat ini, pihaknya berkonsentrasi kepada umat Muslim di luar. Sementara untuk pengungsi yang ada di Indonesia, Said bersyukur di sini bisa ditangani dengan baik oleh pemerintah.
"Untuk sementara kita konsentrasi untuk saudara-saudara kita yang ada di sana. Kalau yang di sini sudah diatur oleh pemerintah kita. Yang di luar sana, memang kalau di Rohingya itu mereka satu hari kadang tidak makan sama sekali di pengungsian mereka," katanya.
Kedatangan DMDI ke kantor Wapres ini juga sekaligus untuk memberikan undangan kepada Ma'ruf Amin. Wapres diharap bisa hadir pada pertemuan DMDI di Jakarta yang akan dihadiri 25 negara pada 23 November 2019 nanti.