228 Siswa dan Guru di Kota Malang Diduga Bawa Kuman Difteri

Wali Kota Malang Sutiaji.
Sumber :
  • VIVAnews/Lucky Aditya

VIVA – Sebanyak 228 siswa dan guru di Madarasah Ibtidayah Negeri (MIN) 1 Malang, terjangkit carrier difteri atau diduga membawa kuman difteri. Untuk itu, pihak sekolah terpaksa meliburkan para siswa tersebut hingga sepekan lebih. Agar, siswa menjalani pengobatan terlebih dahulu.

Miris, Lebih 200 Kota di Indonesia Risiko Tinggi Penularan Polio

"228 itu carrier, jadi tidak ada yang difteri. Pengobatan tujuh hari. Terakhir, kita sudah sampaikan ke orang tua, dan mereka kami berikan obat. Nanti hari Rabu, 30 Oktober depan sudah boleh masuk," kata Kepala MIN 1 Malang, Suyanto, Jumat 25 Oktober 2019.

Suyanto mengatakan, setelah terdeteksi pihak sekolah melakukan upaya medis kepada siswa untuk menjalani swab (pemeriksaan). Pertama pada 30 September, swab dilakukan kepada 29 siswa.

Seorang Anak yang Diduga Terserang Difteri di Lampung Barat Meninggal setelah Dirawat

Selain itu seluruh siswa yang terdeteksi carrier juga telah melakukan swab secara mandiri. Hasil dari swab dinyatakan 228 siswa dan guru negatif dari carrier difteri.

"Kemarin sudah swab mandiri, dan sudah negatif termasuk guru yang pertama yang kita swab sudah negatif semua. Bakteri itu, saya sudah konsultasikan, dua sampai tiga hari sejak profilaksis, kecil kemungkinannya untuk menularkan, bakteri sudah lemah. Namun perlu dituntaskan sampai tujuh hari," ujar Suyanto.

Kabupaten Garut KLB Difteri, Ini Tanda Gejala dan Cara Pencegahannya

Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji menegaskan, bahwa tidak ada dari 228 siswa MIN 1 Kota Malang yang terjangkit difteri. Mereka hanya terjangkit carrier. Dia mengungkapkan bahwa carrier sebenarnya bisa sembuh tanpa pengobatan atau bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, agar tak menimbulkan kegaduhan seluruh siswa dan guru mendapat pertolongan medis.

"Carrier itu pembawa kuman difteri yang bisa jadi menular. Jadi awalnya itu ada salah satu siswa yang memang sakit, hasil lab terkena carrier. Karena khawatir menula semua siswa diperiksa dan hasilnya carrier. Sehingga, di sini sebenarnya tidak ada yang difteri," tutur Sutiaji.

Sutiaji menyebut, sesuai data dari Dinas Kesehatan Kota Malang status kota pendidikan ini aman dari kasus difteri. Namun, dia mengimbau kepada orangtua yang memiliki balita agar melakukan imunisasi secara berkala sampai tujuh kali agar daya tubuh kuat dari serangan penyakit.

"Status Kota Malang sesuai dinas kesehatan aman tidak ada yang terkena difteri. Tidak perlu takut masuk ke Kota Malang. Paling penting adalah imunisasi. Sesungguhnya, kita harus waspada, karena harus ada imunisasi tujuh kali bila tidak imunisasi dikhawatirkan mudah terserah penyakit. Betapa pentingnya imunisasi untuk anak-anak kita semua," kata Sutiaji.

Ilustrasi bayi/anak/parenting.

Deret Penyakit Berbahaya bagi Bayi, IDAI: Difteri Itu Mematikan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) soroti angka kematian bayi dan anak yang kondisinya masih terus meresahkan. Kasus kematian tercatat paling tinggi terjadi pada bayi.

img_title
VIVA.co.id
16 Agustus 2023