Jimly Sebut Indonesia Rumit hingga Perlu Hidupkan Kembali GBHN

Jimly Asshiddiqie.
Sumber :
  • Fajar GM/VIVA.co.id

VIVA – Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, menilai upaya menghidupkan kembali Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) penting. Menurutnya, GBHN bisa menjadi acuan untuk pembangunan berkesinambungan.

MPR Bakal Amandemen UUD 1945, Zulkifli Hasan: 'Hidupkan' GBHN

"GBHN kalau mau dihidupkan lagi untuk Indonesia memang harus diakui itu penting," kata Jimly usai diskusi dengan tema “Perlukah GBHN Dihidupkan Kembali”, di kawasan Cikini, Jakarta, Kamis 24 Oktober 2019.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini mengungkapkan alasan perlunya GBHN dihidupkan kembali, karena kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi pemerintah. Seperti banyaknya suku, pemerataan pendidikan, pemerataan ekonomi, dan rumitnya birokrasi.

Amandemen UUD 1945 dan GBHN, Pintu Masuk Pilpres 2024

Belum lagi ada 500 lebih kabupaten, kota di seluruh Indonesia yang membuat integrasi pembangunan nasional lebih perlu kecermatan khusus. GBHN nantinya diharapkan bisa menjadi rujukan yang menyeluruh atas pembangunan. 

"Tanpa ada GBHN yang sifatnya menyeluruh, yang sifatnya terpadu, memang bisa dibayangkan kesulitan percepatan kemajuan nasional antar daerah," tuturnya.

Wacana Hidupkan GBHN Lewat Amendemen UUD 1945

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ini mengungkapkan Indonesia bukan Amerika yang bisa memfokuskan semua pembangunan pada sektor ekonomi. Di Amerika, perekonomian sudah menggunakan sistem kapitalis sebelum negara itu berdiri.

Dengan demikian, Amerika bisa menerapkan pasar bebas dengan mudah, tumbuh, dan berkembang bersama sistem demokrasi yang dipraktikkan. Keduanya pun bisa berjalan beriringan.

"Sebelum negaranya berdiri dia sudah industri, maka perekonomian tidak usah diatur di dalam negara apalagi diatur dalam konstitusi," katanya.

Ketua MPR RI 2019-2024, Bambang Soesatyo, saat mengunjungi redaksi tvOne

Pimpinan MPR Kunjungi Redaksi tvOne, Bahas Amandemen UUD

Bambang Soesatyo datang bersama Fadel Muhammad dan Syarief Hasan.

img_title
VIVA.co.id
20 Februari 2020