Mendag: Ekonomi Kita Lambat dan Suram

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Sumber :
  • VIVAnews/Sherly

VIVAnews - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan saat ini kementeriannya terus melakukan pemangkasan atau menyederhanakan izin yang tidak perlu untuk meningkatkan nilai investasi dan industri ke Indonesia. Hal itu dilakukan sebagai cara agar tetap menjaga stabilitas ekonomi di tanah air mengingat saat ini perekonomian secara global tengah mengalami penurunan.

PPN 12% Membebani? Ini Alasan Mengapa Frugal Living Bisa Guncang Ekonomi RI

"Ekonomi secara global terus menurun, kita tidak bisa pungkiri itu, bahkan ekonomi kita (Indonesia) saja sekarang sedang lambat dan suram," katanya usai memberikan penghargaan pada Trade Expo 2019, ICE BSD, Tangerang, Kamis, 17 Oktober 2019.

Karena itu, lanjut dia, untuk menjaga ekonomi tetap stabil, Presiden Joko Widodo meminta agar seluruh menteri memangkas atau menyederhanakan proses izin yang tidak penting. Termasuk yang mereka lakukan yakni dengan memberikan kemudahan akses dan izin para UKM untuk bisa naik kelas, mendunia dengan cara ekspor.

Gibran Minta Menpar Gelar Event hingga Convention di Lokasi Pasca-Bencana Guna Pulihkan Ekonomi Setempat

Menurut Enggar, memudahkan perizinan para UKM akan bantu menstabilkan atau meningkatkan ekonomi di Indonesia. Hingga bisa pula menarik investor dengan hasil produk UKM yang tentunya mengangkat budaya ataupun ciri khas Indonesia yang menjadi daya tarik.

"UKM ini sangat membantu menstabilkan ekonomi," katanya.

Tolak PPN Naik Jadi 12 Persen, YLKI Beberkan Ketidakadilan dalam Pemungutan Pajak

Enggar berkaca pada masa kerusuhan di tahun 1998, di mana saat itu ekonomi goyah, tapi pemerintah masih bisa bertahan dengan bantuan masyarakat yang berdagang dengan hasil produksi kecil mereka.

Maka dari itu, lanjutnya, saat ini kembali mereka lakukan dengan membantu UKM untuk bisa memasarkan produk mereka ke luar negeri, terutama dengan negara bilateral dan delapan negara mantan Uni Soviet.

"Di mana, kita telah ada perbincangan dengan mereka, seperti mereka memang butuh buah-buah tropis seperti di Indonesia ataupun bahan komoditi yang ada, karena iklim yang ada pada negara mereka tidak bisa menghadirkan itu," ujarnya.

Selain membuka pasar internasional untuk UKM, Kementerian Perdagangan juga memberikan penghargaan untuk memberikan grade atau penilaian tersendiri bagi para UKM hingga, lebih percaya diri dalam memasarkan produknya.

"Kita juga berikan penghargaan kepada 10 UKM yang terpilih, dan sudah sangat layak untuk melakukan ekspor. Ini sebagai cara kami juga untuk merangsang para UKM agar lebih meningkatkan kualitas produksi mereka," ujarnya.

Sementara, CEO PT Anugrah Tiga Putra, Calvin Yong, mengungkapkan dengan kemudahan izin dan juga penghargaan yang diberikan pemerintah, dapat membantu UKM meningkatkan daya jual beli mereka, bahkan hingga melakukan ekspor.

"Tentu ini salah satu kebijakan yang baik dari pemerintah, karena UKM seperti milik saya ini yang sudah dirintis dari tahun 2015, bahkan hingga menjadi perusahaan cukup besar, bisa dengan mudah memasarkan produk hingga ke luar negeri," katanya.

Perusahaan yang memproduksi minuman kemasan yakni cokelat bubuk ini telah diekspor ke mancanegara, salah satunya Singapura.

"Produk ini sudah ekspor ke Singapura juga dan ada yang sudah masuk ke retail modern Malaysia juga, untuk negara lainnya mudah-mudahan bisa menyusul untuk ekspor," tuturnya.

Digitalisasi.

Cuan Mengalir Deras berkat Digitalisasi

UKM yang terhubung secara digital diyakini dapat menciptakan lapangan kerja, memperluas pasar, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024