Amaliyah di Lampung, Teroris Tambun Sudah Buat Switching Bom
- VIVA/Muhammad AR
VIVA – Terduga teroris bernama Adnan alias Aulia diketahui berbaiat kepada amirul mukminin besar Abu Bakar Al Baghdadi (ISIS) di rumah terduga teroris lain.
Hal ini diketahui dari pemeriksaan yang bersangkutan. Adnan berperan merakit rangkaian telepon genggam untuk switching bom. Saat ditangkap, dia telah memiliki dua switching bom untuk menjalankan aksinya menebar teror. Perakitan dilakukan dengan tiga rekannya, RF, SL, dan YN.
"Saat ini memiliki dua switching bom tersebut," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Rabu 16 Oktober 2019.
Adnan mengikuti idad pada Juni 2019 di Air Terjun Batu Putu Lampung. Dia sempat melakukan uji coba meledakkan mesiu dengan pemicu bom dari telepon genggam. Dia juga sempat membeli KNO3 dan Nitrogliserin sebagai bahan peledak.
"Berniat hijrah atau melakukan aksi bom bunuh diri dengan target tempat hiburan, atau event-event besar di Lampung," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Adnan yang masih jaringan Abu Zee dicokok hari ini di sebuah rumah di Jalan Raya Papan Mas RT. 007 RW. 004, Tambun Selatan, Bekasi. Usut punya usut ternyata Adnan masih ada kaitannya dengan terduga teroris yang ditangkap di Lampung beberapa waktu lalu atas nama Noval Agus Syafroni.
Abu Zee diketahui orang yang menikahkan penyerang Menko Polhukam Wiranto, Abu Rara dan Fitri Andriana. Abu Zee dicokok pada 23 September 2019. Satu bendera Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) disita saat menggeledah rumah pria bernama asli Fazri Pahlawan itu yang terletak di Desa Tridaya Sakti, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat. Bendera itu ditempel di tembok.
Kapolres Metro Bekasi Kabupaten, Kombes Candra Sukma Kumara membenarkan adanya penangkapan terduga teroris di Jalan Raya Papan Mas RT 07 RW 04, Kelurahan Setia Mekar, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
“Iya betul, ada penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Tambun,” kata Kapolres Metro Bekasi Kabupaten Kombes Candra Sukma Kumara, Rabu 16 Oktober 2019.
Candra mengatakan, penangkapan terjadi sekitar pukul 21.20 WIB. Terduga langsung dibawa petugas untuk dilakukan penanganan selanjutnya. Meski demikian, Candra enggan menjabarkan keterlibatan terduga lebih jauh. “Selebihnya biar Mabes Polri ya yang jelaskan,” katanya.