Waspada, Kualitas Udara Sumbar Terkontaminasi Partikulat Padat

Kondisi kabut asap di wilayah Sumatera Barat.
Sumber :
  • Andri Mardiansyah

VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Unit Observasi Global Atmosopheric Watch (GAW) Stasiun Pemantau Atmosfir Global Kototabang merilis, kualitas udara di Sumatera Barat yang saat ini sudah terkontaminasi padat. Bahkan, sudah menyentuh level teratas baku mutu.

Penanganan Karhutla di Sumsel Efektif, Jumlah Hotspot Terus Berkurang

Menurut Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global (SPAG/GAW) Bukit Kototabang, Wan Dayantolis, adapun parameter Aerosol Optical Depth (AOD), sejak kemarin menunjukkan kondisi udara secara umum telah terkontaminasi partikulat padat seperti debu dan partikel asap kebakaran.

“Berdasarkan prediksi model, terdapat potensi penurunan kualitas udara ke level sedang secara meluas akan mencapai puncak pada hari ini, mulai pagi hingga malam hari ini. Dampak yang umum terasa adalah penurunan jarak pandang," kata Wan Dayantolis, Rabu, 16 Oktober 2019.

Viral Banyak Ular Gede Hangus Terbakar di Gunung Sindur Bogor

Lebih lanjut Wan Dayantolis mengatakan, adanya potensi pengurangan jarak pandang hingga kurang dari 5 kilometer, maka pengendara kendaraan bermotor sebaiknya menyalakan lampu utama pada sepeda motor dan lampu senja pada kendaraan roda empat. Jika berada di luar ruangan sebaiknya juga menggunakan masker guna antisipasi gangguan kesehatan.

Pasalnya, keberadaan PM10 dengan konsentrasi pada level sedang biasanya memberi dampak kurang baik pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia serta kelompok yang memang memiliki riwayat gangguan saluran pernapasan.

PLN IP Gerak Cepat Dukung Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di 3 Provinsi Ini

“Pada kelompok tersebut kiranya dapat mengurangi aktivitas di luar ruangan,” ujarnya.

Menurut Wan Dayantolis, berdasarkan analisis citra satelit Himawari oleh BMKG pada selasa sore kemarin sekira pukul 16.00 WIB, menunjukkan adanya asap yang menyebar cukup merata ke hampir seluruh wilayah Sumbar.

Berdasarkan pola angin,  sumber asap terpantau meluas dari wilayah Riau, Jambi dan Sumsel. Hal ini sejalan dengan masih adanya hotspot yang terpantau pada daerah tersebut hingga pagi ini.

“Berdasarkan pengukuran PM10 di GAW Kototabang dalam dalam 24 jam terakhir menunjukkan angka pada level sedang yang umumnya terjadi sepanjang hari. Kondisi tidak sehat dengan level di atas baku mutu PM10 yaitu 150 ug/m3, sempat terjadi pada rentang waktu pukul 10-11.00 WIB kemarin. Bahkan, pagi ini, sejak pukul 06.00 WIB, PM10 sudah terpantau berada level di atas baku mutu,” ujar Wan Dayantolis. (ase)

Karhutla di Palangka Raya

77,11 Hektare Lahan di Palangka Raya Terbakar dalam 10 Bulan, BPBD Ingatkan Kejadian Tahun 2015

Dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2024, lahan seluas 77,11 hektare di Palangkaraya telah terbakar akibat 180 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

img_title
VIVA.co.id
25 Oktober 2024