Ajak Dubes Asing Tinjau UIII, JK Targetkan Pembangunan Rampung 2021
- VIVAnews/Reza Fajri
VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla meninjau perkembangan pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok, Jawa Barat, Selasa 15 Oktober 2019.
Kunjungan JK tersebut adalah kunjungan terakhirnya juga sebagai Wakil Presiden. Karena jabatan Wapres selanjutnya akan dijabat Ma'ruf Amin, yang resmi dilantik pada 20 Oktober 2019.
Dalam kunjungan ini, JK juga membawa serta duta besar negara tetangga. Seperti Turki, Inggris, Australia, Jepang, Amerika Serikat, Oman, Qatar, dan juga Arab Saudi.
JK juga turut memaparkan kepada dubes terkait rencana dibangun 224 kamar untuk non difabel. Kemudian juga 16 kamar untuk difabel di bangunan seluas 12.532,96 meter persegi itu.
"Ini bangunan bisa lanjut semuanya. Jadi kita harapkan 2021 semua bisa selesai," kata JK di lokasi.
Kemudian, Wapres juga membawa para dubes mengunjungi proyek pembangunan gedung rektorat, gedung fakultas, dan kawasan tiga pilar di Kampus UIII. JK berharap para dubes bisa menyosialisasikan kampus UIII ini.
"Tujuan kita negara muslim terbesar, selalu belajar keluar. Mestinya orang belajar ke Indonesia. Kita ingin untuk belajar Islam bisa belajar di Indonesia," harap Wapres.
Sebelumnya, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan didirikannya Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) merupakan realisasi tekad Indonesia untuk benar-benar menjadikan Islam sebagai rahmat bagi segenap alam, kepada seluruh bangsa di dunia.
UIII akan menjadi pusat penyebaran nilai-nilai Islam yang senantiasa positif kepada dunia internasional. UIII yang rencananya akan beroperasi pada 2021, diharapkan menjadi cikal bakal bagi Indonesia untuk menjadi sebuah pusat peradaban Islam yang moderat di masa depan.
UIII berdiri berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia. Kampusnya berdiri di atas lahan seluas 143 hektare di Cimanggis Depok. Proyek pengerjaannya mulai dibangun pada 2018 dengan keseluruhan anggaran Rp3,9 triliun.