Jumlah Guru Besar di Indonesia Belum Ideal dan Tidak Merata

Pengukuhan Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Dr. dr Lucky Aziza Bawazier
Sumber :
  • ui.ac.id

VIVA – Jumlah guru besar atau profesor di Indonesia dinilai masih terbatas. Dari 4.500 perguruan tinggi di Indonesia, jumlah guru besar yang aktif menjabat hanya mencapai 5.389 orang.

Mendikti Saintek Blak-blakan soal 960 Ribu Pelajar dan Mahasiswa Terlibat Judi Online

Dari angka tersebut, 45 persen di antaranya sebanyak 2.395 orang profesor berada di 11 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).

Belum idealnya jumlah profesor dan belum meratanya sebaran profesor di Indonesia menjadi salah satu topik yang dibahas dalam Sidang Tahunan PTN-BH yang digelar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Depok, Jawa Barat. Sidang ini digelar pada Senin 14 Oktober hingga Selasa 15 Oktober 2019.

Adu Rancang Bangun Gokart Listrik antar Perguruan Tinggi Langsung Digeber di Sentul

Adapun 11 PTN-BH yang tercatat itu yakni, Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Hasanudin (Unhas), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Sumatera Utara (USU), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Ketua Majelis Dewan Guru Besar PTN-BH, Prof. Nadjadji Anwar, mengatakan, permasalahan keprofesoran dinilai penting dibahas dalam sidang tahunan ini. Sebab, segala mekanisme terkait pengangkatan dan penetapan profesor dalam sebuah perguruan tinggi tidaklah sembarangan.

Mentan Gandeng Perguruan Tinggi Dorong Inovasi Teknologi Pertanian untuk Swasembada Pangan

"Jangan sampai profesor tapi malah jarang mengajar. Profesor harus memahami realitas tugasnya dan berkomitmen kepada Tri Darma perguruan tinggi terutama perguruan tinggi yang sudah berstatus PTN-BH," katanya.

Terpisah, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, yang turut menghadiri acara Sidang Tahunan PTN-BH ini menuturkan, investasi di bidang sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 mengalokasikan dana untuk pendidikan sebesar Rp508,1 triliun.

"Kami mendukung perkembangan PTN-BH. Ini bukti komitmen kami bagi dunia pendidikan. Alokasi APBN sebesar itu untuk pendidikan kami harapkan dapat bermanfaat untuk semua generasi penerus bangsa yang masih bersekolah dari mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi," katanya.

Tak hanya itu, Sri Mulyani mendorong pentingnya PTN-BH untuk memiliki dana abadi yang tentunya akan digunakan kembali untuk kepentingan perguruan tinggi tersebut. 

Komitmen lain Kementerian Keuangan untuk dunia pendidikan adalah naiknya jumlah penerima beasiswa bidik misi dari 400 orang menjadi 800 orang untuk tingkat perguruan tinggi pada 2020.

"Selain itu, untuk afirmasi para dosen kami sekolahkan ke luar negeri melalui beasiswa LPDP. Pendanaan riset juga kami siapkan. LPDP kami bekerja sama dengan lembaga riset internasional agar riset yang dilakukan para dosen dapat segera masuk ke jurnal," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya