Hutan Indonesia Sengaja Dibakar
- VIVAnews/Bambang Irawan
VIVA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan, 99 persen kebakaran hutan dan lahan akibat ulah manusia. Dari 99 persen tersebut, 90 persen disengaja dan 80 persen diperintah oleh seseorang atau kelompok tertentu. Sebesar 85 persen kebakaran dijadikan untuk perkebunan.
"Apakah kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia karena alam atau manusia? 99 persen karena manusia. Disengaja atau tidak? 90 persen disengaja. Ini kemauan sendiri atau disuruh? Dari survei kami, 80 persen karena diperintah orang. Kalau disuruh orang, untuk kebun atau tani? Survei kami 85 persen untuk perkebunan," kata Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim, Ruandha Agung Sugardiman, di Jakarta Selatan, Rabu, 9 Oktober 2019.
Ruandha menuturkan, dalam proses penanggulangan bencana karhutla, pemerintah merogoh biaya pemadaman sekitar Rp1 triliun.
Sementara itu, Deputi II Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Lilik Kurniawan, menuturkan negara tidak hanya merugi dari sisi materi dan hubungan bilateral dengan negara tetangga akibat bencana karhutla. Dalam jangka panjang, negara kehilangan warisan lahan dan hutan untuk generasi mendatang karena lahan gambut yang sifatnya subur menjadi rusak.
"Hutan kita, warisan ke generasi mendatang hilang. Gambut yang menjadi komoditas kita rusak. Hal ini bisa kita reduksi kalau kita cegah," ujar Lilik.
Menurut dia, kunci pencegahan terletak pada sinergi pihak-pihak terkait untuk menyadari bahaya karhutla. Lilik menuturkan perlu ada pertimbangan terkait alih fungsi lahan untuk kebun sawit.
"Kunci mengatasi karhutla ada di pencegahan. Harus ada rumus pencegahan, apalagi kalau kemudian hutan harus berganti lahan sawit. Harus ada prediksi apakah sawit akan jadi komoditas terus atau bisa diganti dimanfaatkan untuk lainnya," kata Lilik.