Logo DW

Radio Nelayan Ganggu Penerbangan Internasional, Kok Bisa?

picture-alliance/dpa/B. Settnik
picture-alliance/dpa/B. Settnik
Sumber :
  • dw

Frekuensi khusus daerah pesisir

Kepada DW Indonesia, pengamat penerbangan Alvin Lie mengaku gangguan frekuensi radio terhadap jalur komunikasi penerbangan yang disebabkan oleh radio nelayan merupakan hal yang baru. Ia pun mempertanyakan laporan Kemkominfo tersebut.

"Bagi saya ini tidak masuk di akal,” ujarnya singkat saat dihubungi DW Indonesia melalui aplikasi pesan singkat.

"Nelayan menggunakan penguat sinyal untuk mendengarkan radio. Sejauh hanya menerima sinyal, tidak memancarkan, bagaimana bisa mengganggu?” tambah Alvin.

Menurut Alvin perlu dilakukan kajian lebih lanjut data-data valid keluhan pilot dan AirNav jika memang terbukti benar adanya, serta kajian lebih lanjut mengenai moda pancaran yang digunakan.

Walaupun hingga kini gangguan masih terjadi, namun Kemkominfo mengaku angka keluhan tersebut sudah menurun drastis. Untuk mengatasi masalah ini, Kemkominfo pun terus melakukan sosialisasi dan membuka layanan perizinan frekuensi radio di delapan provinsi khususnya yang daerah pesisirnya mayoritas dihuni oleh nelayan, antara lain DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Hal ini bertujuan agar radio nelayan tersebut tersertifikasi dan izin penggunaan frekuensinya jelas.

"Sudah menurun (kejadiannya), karena kami sering melakukan sosialisasi kepada nelayan yang ada di pesisir. Namun data persisnya masih diolah oleh dirjen SDPPI,” ujar juru bicara Kemkominfo, Ferdinandus Setu saat dihubungi DW Indonesia Senin (07/10) siang.